Sukses

Harga Emas Diprediksi Kembali Meroket Pekan Ini

Nilai tukar Dolar AS yang lebih kuat mampu menjaga harga emas di bawah tekanan untuk saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Analis menyebutkan satu peristiwa penting di pekan ini akan membawa putaran baru volatilitas ke pasar emas. Serta membantu harga emas pulih menyusul kerugian dua minggu berturut-turut.

Nilai tukar Dolar AS yang lebih kuat mampu menjaga harga emas di bawah tekanan untuk saat ini. Hal tersebut karena pasar tetap masih bingung dengan pesan Federal Reserve .

"Penggerak utama untuk aksi jual minggu ini adalah reaksi pasar terhadap risalah Fed," kata direktur Kitco Metals Global Trading Peter Hug dilandir dari laman Kitco, Senin (24/8/2020).

Pasar tengah menunggu pemerintah AS menghasilkan beberapa stimulus fiskal untuk menjaga perekonomian tetap berjalan. "Orang-orang menjadi panik dan pindah ke uang tunai. Dolar AS berbalik hampir 2 persen, ”katanya.

Setelah sempat jatuh di bawah USD 1.920 per ons, harga emas berjangka Comex Desember telah stabil di USD 1.943,80, turun 0,14 persen pada hari itu, dan turun 0,31 persen pada pekan ini. Sementara Indeks dolar AS naik di kisaran 93,35 pada Jumat (21/8) pekan lalu, atau naik 0,60 persen.

Adapun peristiwa penting yang akan berdampak ke harga emas tersebut adalah simposium Jackson Hole. Dimana pasar akan mendengar lebih banyak dari para gubernur bank sentral minggu depan selama simposium tahunan Jackson Hole.

“Setiap kali Ketua Fed berbicara, ada volatilitas yang signifikan. Apa yang pasar cari untuk melihat apakah Powell khawatir dan apa pandangannya tentang ekonomi tiga bulan dari sekarang. Jika dia menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran yang bisa menciptakan volatilitas yang signifikan, ”kata Hug.

Direktur pelaksana RBC Wealth Management George Gero menyebutkan, perjalanan harga emas yang liar ini akan berlanjut minggu depan. Kemudian pidato Powell minggu depan akan menjadi salah satu peristiwa paling penting untuk disaksikan. "Orang-orang akan menahan perdagangan sampai mereka dapat mencerna pesan Fed," kata Gero.

Sementara, analis riset senior FXTM Lukman Otunuga mengatakan, penurunan harga emas dalam dua minggu terakhir tidak terlalu signifikan karena fundamental tetap bullish untuk emas.

“Rebound berpotensi terjadi. Dolar yang melemah secara luas, imbal hasil AS yang negatif, kegelisahan pra-pemilihan dan meningkatnya kasus virus korona di Amerika Serikat kemungkinan akan membuat emas bersinar dalam jangka menengah hingga panjang," ata Otunuga.

“Kelemahan berkelanjutan di bawah USD 1.960 dapat membuka jalan menuju USD 1.930 dalam jangka pendek. Jika USD 1.930 terbukti menjadi support yang tidak dapat diandalkan, maka harga emas mungkin akan tenggelam kembali ke level psikologis USD 1.900 sebelum bull mencoba untuk masuk kembali," sambung Otunuga.

Peristiwa lainnya yang harus diperhatikan terkait pergerakan harga emas pekan ini adalah rilisnya angka PDB Q2 AS.

“Rilis PDB Q2 minggu depan akan lebih lanjut mengungkapkan tingkat kerusakan dari beberapa bulan terakhir. Tahap kedua dari pemulihan sekarang sedang berlangsung jadi jangan berharap kelanjutan dari rebound cepat, "kata ekonom ING.

Publikasi data utama AS lainnya yang harus diperhatikan termasuk kepercayaan konsumen dan penjualan rumah baru, pesanan barang tahan lama, klaim pengangguran dan penjualan rumah yang tertunda pada, serta data pendapatan pribadi.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Antam Akhir Pekan Ini Kemarin

Harga emas Antam atau emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tak berubah di akhir pekan ini. Seperti hari sebelumnya, harga emas Antam dipatok Rp 1.027.000 per gram. 

Demikian pula harga buyback emas Antam, pada Minggu (23/8/2020) ini, juga stabil pada posisi Rp 925 ribu per gram. Harga buyback merupakan patokan bila Anda menjual maka Antam akan membelinya di harga Rp 925 ribu per gram.

Sementara harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 10.420.000, sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 20.290.000.

Ini merupakan harga emas Antam yang dijual di Pulogadung, Jakarta. Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 09.24 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.

Harga emas Antam belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Anda bisa memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Berikut daftar harga emas Antam:

* Pecahan 0,5 gram Rp 543.500

* Pecahan 1 gram Rp 1.027.000

* Pecahan 2 gram Rp 1.994.000

* Pecahan 3 gram Rp 2.966.000

* Pecahan 5 gram Rp 4.915.000

* Pecahan 10 gram Rp 9.765.000

* Pecahan 25 gram Rp 24.287.000

* Pecahan 50 gram Rp 48.495.000

* Pecahan 100 gram Rp 96.912.000

* Pecahan 250 gram Rp 242.015.000

* Pecahan 500 gram Rp 483.820.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 967.600.000.

3 dari 3 halaman

Jangan Dijual, Harga Emas Ternyata Bisa Cetak Rekor Lagi di Akhir 2020

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sempat turun Rp 28 ribu pada perdagangan Kamis, 20 Agustus 2020 menjadi Rp 1.030.000 per gram. Selang sehari kemudian, harga emas kembali naik tipis Rp 1.000 menjadi Rp 1.031.000 per gram pada Jumat (21/8/2020).

Sebagai perbandingan, harga emas di pasar spot pada hari ini juga kembali melesat, meski belum menyentuh level USD 2.000 per troy ounce (toz). Harga emas di pasar spot saat ini berada di level USD 1.953,55 per toz.

Analis dan Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono memproyeksikan, harga emas hingga akhir 2020 ini masih sangat berpotensi kembali di atas USD 2.000 per toz.

"Bahkan bisa kembali mencetak rekor. Untuk harga emas fisik Antam terakhir per 1 gram rekor tercatat di harga Rp 1.065.000 per gram. Dan saat itu emas spot di harga USD 2.070 per toz," jelas Suluh kepada Liputan6.com, Jumat (21/8/2020).

Suluh memaparkan, beberapa hal yang bisa mendongkrak harga emas saat ini di antaranya seperti kebijakan bank sentral yang masih mencermati keberadaan Covid-19. Kemudian, pertumbuhan ekonomi global masih menjadi perhatian pusat.

Lalu, pemerintahan dunia masih akan terus menggulirkan stimulus, serta produk emas kini dijadikan safe haven utama setelah dolar Amerika Serikat (AS).

"Sejauh ini secara year to date emas sudah naik 27 persen. Potensi akan kembali naik hingga level USD 2.100 per toz jika beberapa hal di atas berjalan," terangnya.

Kendati demikian, Suluh tetap menyoroti harga spot emas yang sempat tercatat mengalami penurunan tajam pasca rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (FOMC) pada Kamis (20/8/2020) kemarin.

"Harga emas sedikit naik saat ini setelah data pengangguran mingguan AS kurang baik, sehingga menekan dolar dan nenaikkan harga emas spot," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.