Sukses

Jokowi: Saya Setiap Pagi Sarapannya Angka-Angka

Presiden Jokowi mengaku senang setiap pagi disuguhkan sarapan angka-angka, terkait pertumbuhan ekonomi dalam negeri maupun global.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku senang setiap pagi disuguhkan sarapan angka-angka, terkait pertumbuhan ekonomi dalam negeri maupun global.

“Saya senang karena setiap hari dapat angka-angka, setiap pagi sarapannya angka mungkin yang lain sarapannya nasi goreng atau roti, tapi saya sarapannya angka-angka,” kata Jokowi saat penyerahan Program Aksi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, di Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Angka-angka yang dimaksud, yakni tren kenaikan angka-angka yang memberikan kabar baik seperti konsumsi rumah tangga mulai naik, Kata Jokowi berarti peredaran uang yang ada di bawah (masyarakat) berjalan sesuai ekspektasi.

“Karena ada BLT Desa, bansos tunai, dan ada bansos sembako, itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga masyarakat,” katanya.

Selain itu, Jokowi senang dengan aktivitas tren ekspor yang mulai naik dibanding Mei. Sesuai dengan data  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Juni 2020 mencapai USD 12 miliar, meningkat 15,09 persen jika dibandingkan Mei 2020 sebesar USD 10,53 miliar.

Ditambah beberapa lembaga ekonomi global yang memprediksikan pertumbuhan ekonomi global itu minus bervariasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi IMF

Misalnnya, International Monetary Fund (IMF) memprediksi -2,5 persen, kemudian 2 bulan yang lalu, Bank dunia memprediksi– 5 persen, dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) prediksi -6 persen sampai -7,6 persen.

OECD juga menyampaikan prediksi kontraksi ekonomi  yang tajam yang dialami 7 negara, yakni Prancis -17,2 persen, Inggris 15,4 persen,  Jerman -11,2 persen, Amerika  Serikat -9,7 persen, Jepang -8,3 persen,  Malaysia -8 persen, dan Singapura -6,8 persen.

“Bayangkan isinya hanya minus, minus, minus, minus dan minusnya itu dalam posisi yang gede-gede seperti itu,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada jajaran para menteri untuk mempercepat dan serius dalam menangani dampak pandemi covid-19 ini.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.