Sukses

Strategi Industri Jasa Keuangan Hadapi Transformasi Digital

Perkembangan teknologi tak bisa dipungkiri mendisrupsi beberapa jenis pekerjaan

Liputan6.com, Jakarta - Sumber Daya Manusia (SDM) dalam industri jasa keuangan diperkirakan akan berkurang, sejalan dengan transformasi digital yang tengah dikebut selama masa pandemi Covid-19. Perkembangan teknologi tak bisa dipungkiri mendisrupsi beberapa jenis pekerjaan.

"Perkembangan teknologi memang mendisrupsi beberapa jenis pekerjaan, yang tadinya dilakukan manusia, jadi bisa disupport oleh teknologi," kata kata Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida Nurhaida dalam webinar bertajuk 'Business Transformation In Digital Era: Strategy & Actions', Jakarta, Rabu, (24/6/2020).

Transformasi digital memungkinkan berbagai pekerjaan yang biasa dilakukan manusia dikerjakan oleh teknologi. Meski begitu kondisi ini melahirkan kesempatan baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Sebab, tidak semua hal bisa dikerjakan secara otomatis oleh mesin atau teknologi. Sebaliknya, peran tenaga kerja di masa mendatang lebih banyak menggunakan analisis.

Untuk itu, menjadi penting sejak dini mengarahkan tenaga kerja ke arah kebutuhan baru.

"Jadi yang terjadi bagaimana menyiapkan SDM ke arah kebutuhan baru dalam perkembangan teknologi ini, misalnya skill analisis yang tidak bisa dilakukan oleh sistem. Ini harus jadi perhatian industri jasa keuangan," tutur Nurhaida.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus ke Pelayanan Konsumen

Selain memperbaiki SDM, industri jasa keuangan juga harus tetap fokus pada konsumennya. Keterbatasan dalam berinteraksi secara fisik bukan berarti pelaku usaha berjarak dengan pelanggannya.

Sebaliknya, pelaku usaha justru harus memiliki kedekatan emosional dengan para pelanggan. Cara ini penting dilakukan dalam rangka menyediakan fitur atau program baru yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

"Interaksi ini tetap penting untuk meningkatkan layanan digital yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan kebutuhannya," tutur Nurhaida.

Penggunaan teknologi baru dalam menjalankan bisnis perlu jadi perhatian. Pengelolaan data dan layanan lain yang dapat meningkatkan produktivitas, daya saing, dan mempertimbangkan keamanan data tentu perlu jadi perhatian.

Kesuksesan dalam transformasi bisnis juga tergantung pada peran pemimpinnya. Pemimpin harus bisa merangkul perubahan, menanggung resiko, mau berubah dan memiliki pandangan ke depan.

Tak hanya itu pemimpin juga harus memiliki pemahaman tentang teknologi dan keinginan perubahan. Kekuatan dalam memimpin perubahan juga menjadi dasar transformasi digital dalam industri jasa keuangan.

"Kriteria ini berlaku di industri jasa keuangan maupun bagi kami di OJK dan seluruh kegiatan apapun, baik di dunia pendidikan, bisnis dan semua perlu melakukan transformasi," pungkasnya.

Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.