Sukses

MTI Minta Transportasi Sepeda Dihidupkan saat New Normal Berlaku

Jalan-jalan umum perlu dibuat jalur bersepeda, supaya masyarakat bisa bersepeda secara aman, dan peraturan baru terkait keamanan bersepeda perlu dibuat.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno, mengatakan keberpihakan pada transportasi umum harus lebih ditingkatkan, minimal mempertahankan yang saat ini sudah ada saat era New Normal berlaku. 

“Kelengkapan penunjang jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki harus dibangun untuk perjalanan jarak pendek sebagai upaya memenuhi pengurangan kapasitas transportasi umum. Kebijakan industri dan bisnis sepeda motor perlu ditata kembali, sehingga sepeda motor bukan menjadi hambatan untuk mengembangkan transportasi tidak bermotor (non motorized),” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/5/2020).

Menurutnya, melihat kebiasaan Presiden Joko Widodo yang sering memberikan hadiah sepeda di setiap ada pertemuan dengan masyarakat perlu diikuti anjuran atau kewajiban ke setiap Pemda agar membangun jalur sepeda di setiap kota di Indonesia.

Supaya sepeda yang diberikan dapat benar-benar bermanfaat. Bukan sekedar pajangan di rumah, karena diberikan presiden.

“Banyak negara berpaling pada moda transportasi sepeda untuk mobilitas jarak pendek. Bersepeda menjadi pilihan, karena selain menghindari kerumunan dalam ruang tertutup, dan menghindari antri, bersepeda membuat kesehatan tubuh terjaga,” ujarnya.

Selain itu, jalan-jalan umum perlu dibuat jalur bersepeda, supaya masyarakat bisa bersepeda secara aman, dan peraturan baru terkait keamanan bersepeda perlu dibuat.

Dia menyebut manfaat lain bersepeda dapat mengurangi polusi udara. Juga akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis atau usaha terkait dengan bersepeda, seperti jasa penitipan parkir sepeda, jual beli sepeda dan spare partnya, jual beli pakaian dan peralatan keamanan untuk bersepeda, usaha bengkel atau reparasi sepeda.

“Di Indonesia, baru Kota Jakarta yang berkomitmen membangun jalur sepeda sepanjang 63 kilometer dari target 545 kilometer. Tahun 2020, target 200 kilometer, nampaknya tidak dapat terwujud, anggaran difokuskan penanganan dampak virus corona,” ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wilayah Lain

Lantas, bagaimana dengan kota lainnya yang sudah punya jalur sepeda, namun asal ada, tidak ada kejelasannya target pencapaian. Hanya sekedar memenuhi janji kampanye, setelah terpilih bikin jalur sepeda, tetapi tidak diikuti membiasakan warganya bersepeda untuk aktivitas kesehariannya.

Djoko mengungkapkan mengembangkan jalur sepeda di Indonesia akan menghadapi kendala. Selain alasan cuaca, juga kontur jalan naik turun di sebagian wilayah. Yang jelas, sekarang ini umumnya masyarakat Indonesia sudah terbiasa menggunakan sepeda motor.

Untuk perjalanan jarak pendek, menengah atau panjang bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, yakni sepeda motor yang digunakan. Memang sepeda motor di Indonesia diciptakan tidak untuk perjalan jarak sedang atau menengah, namun untuk perjalanan jarak jauh.

Buktinya, masa mudik lebaran yang dulunya banyak menggunakan bus, sekarang beralih menggunakan sepeda motor. Sehingga budaya berjalan kaki apalagi bersepeda sudah menghilang. Ditambah lagi tidak tersedia fasilitas pendukung yang memadai (aman, nyaman dan selamat).

“Padahal, sebelum ada kemudahan mendapatkan sepeda motor, masyarakat Indonesia sudah terbiasa bersepeda atau berjalan kaki. Berjalan kaki, bersepeda dan menggunakan transportasi umum bukan untuk warga kelas bawah. Namun untuk semua warga Indonesia untuk bertransportasi yang sehat,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini