Sukses

Webinar Nasional, Kementan Paparkan Rencana Aksi Antisipasi Pasca Pandemi

Dalam masa pandemi Covid-19 banyak hal yang perlu disiapkan karena bukan hanya persoalan orientasi medis atau masalah kesehatan tetapi juga berdampak pada ekonomi dan ketersediaan pangan.

Liputan6.com, Jakarta Dalam Webinar Nasional yang dilangsungkan oleh Universitas Andalas melalui video conference pada Kamis (14/05), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi memaparkan sejumlah aksi dan upaya Kementerian Pertanian dalam mengantisipasi pasca pandemi Covid-19.

Salah satunya dari segi penguatan Sumber Daya Manusia pertanian pertama melalui program Kostratani atau Komando Strategis Pembangunan Pertanian yang ada di kecamatan.

“Kostratani ini ibarat menu lengkap, dari on farm (hulu) hingga off farm (hilir) pertanian tidak lepas dari peran Kostratani, dan semua berbasis IT. Apalagi di saat COVID-19 seperti ini, peran Kostratani menjadi makin meningkat dalam menyediakan stok pangan," ujar Dedi dalam Webinar Nasional yang melibatkan sejumlah dekan fakultas pertanian yang tergabung dalam FKPTPI (Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia). 

Seperti yang disampaikan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam masa pandemi Covid-19 banyak hal yang perlu disiapkan karena bukan hanya persoalan orientasi medis atau masalah kesehatan tetapi juga berdampak pada ekonomi dan ketersediaan pangan. Untuk itu soal pangan harus menjadi prioritas utama yang perlu di antisipasi bahkan sampai pasca pandemi.

“Walau dalam kondisi pandemi covid-19, pertanian don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah soal pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan SYL.

Dedi Nursyamsi kemudian menjelaskan di Kostratani, peran Penyuluh menjadi optimal dalam memberikan pendampingan dan pengawalan kepada petani, sehingga petani tidak hanya mampu meningkatkan produksi tapi juga mampu meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensinya.

Bahkan upaya ini ditargetkan untuk mengantisipasi pasca pandemi covid-19 ditambah adanya peringatan dari FAO terkait ancaman krisis pangan global akibat dampak pandemi covid-19.

Mengantisipasi hal tersebut penyuluh terus mendampingi petani untuk gencar melakukan percepatan masa tanam sebagaimana yang diamanatkan Menteri Pertanian.

“Tugas penyuluh dalam masa pandemi Covid-19 tidak mudah. Mereka harus terus mendampingi petani dengan turun ke lapangan. Penyuluh bersama petani harus memastikan produksi pertanian tidak berhenti. Kostratani akan mendorong percepatan masa tanam untuk menjaga ketahanan pangan wilayah, otomatis ini juga akan menjadi antisipasi krisis pangan akibat dampak covid-19,” tutur Dedi Nursyamsi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kementan Perkuat Peran Kostratani

Selain memperkuat dan meningkatkan peran kostratani, Dedi juga menambahkan rencana aksi lainnya yang akan dilakukan Kementerian Pertanian pasca pandemi yaitu dengan memperkuat sinergi Kementerian/Lembaga terkait untuk meningkatkan SDM pertanian salah satunya dengan regenerasi petani meningkatkan jumlah petani milenial yang akan dicetak sebagai wirausaha pertanian dan mampu mengembangkan bisnis usaha pertanian.

“Petani milenial adalah masa depan sektor pertanian Indonesia. Dari mereka kita harapkan lahir inovasi dan menjamurnya pengusaha sektor pertanian. Semakin banyak pengusaha pertanian maka pembangunan pertanian di negara tersebut semakin berhasil. yang maju yang mana jumlah pengusaha pertanian. Input petani pengusaha milenial ini darimana tentunya dari alumni mahasiswa pertanian yang ada di seluruh tanah air," paparnya.

Dedi juga meminta seluruh insan pertanian baik petani, penyuluh dan insan pertanian yang berasal dari perguruan tinggi untuk saling bersinergi memajukan sektor pertanian khususnya di masa pandemi hingga pasca pandemi covid-19. Dan utamanya harus sehat.

“Saat ini yang paling utama petani harus sehat, insan pertanian harus sehat, apabila semua sehat maka pertanian tidak akan bersoal. Insan pertanian juga tetap harus menjaga protokol pencegahan covid-19 dalam melaksanakan aktivitasnya di lapangan untuk genjot produksi pangan kita," pungkas Dedi.

Di kesempatan ini Dedi juga menyambut baik respon yang diberikan dari Dekan Fakultas Pertanian Unand yang juga menjadi Sekretaris dari FKPTPI, Munzir Busniah yang menyampaikan tentang tindak lanjut kerjasama atau MOU yang akan dilakukan dengan Kementerian Pertanian.

“Kita berharap terjadinya transfer knowledge mahasiswa pertanian ke petani, sehingga mahasiswa pertanian bisa ikut membantu program Kementan utamanya support pada program Kostratani," ujar Munzir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini