Sukses

SMK Pertanian Pembangunan Tingkatkan Peran Cetak Generasi Milenial Pertanian

Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) di seluruh Indonesia hadir untuk menyiapkan generasi muda pertanian yang terampil dan kompeten.

Liputan6.com, Bogor Tantangan pembangunan pertanian menuntut seluruh komponen di lingkup pertanian untuk berkontribusi dalam mewujudkan pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian. Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) merumuskannya dalam tiga program aksi, antara lain:

1. Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian di Kecamatan (KOSTRATANI)

2. Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Mendukung Program Utama Kementerian

3. Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Mendukung Penumbuhan Pengusaha Pertanian Milenial

Menyiapkan generasi muda pertanian yang terampil dan kompeten menjadi tanggung jawab bagi Kementerian Pertanian, berbagai upaya dilakukan salah-satunya melalui pembinaan dan pengembangan pendidikan menengah pertanian.

Saat ini terdapat 104 SMK-PP yang dibina oleh Kementerian Pertanian, sebagian besar diantaranya adalah SMK-PP milik pemerintah daerah atau yayasan. Dari jumlah tersebut, hanya 3 SMK-PP yang dimiliki dan dikelola langsung oleh Kementerian Pertanian, yaitu SMK-PP: SMK-PP Sembawa (Sumatera Selatan), SMK-PP Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan SMK-PP Kupang (Nusa Tenggara Timur).

Pendidikan menengah pertanian yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) di seluruh Indonesia ditujukan untuk menyiapkan generasi muda pertanian yang terampil dan kompeten. Guna menyiapkan profil lulusan sebagaimana diperlukan oleh dunia usaha dan dunia industri, maka proses pembelajaran diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Hingga saat ini, peran SMK-PP dalam mencerdaskan generasi muda pertanian cukup signifikan, rata-rata 27.000 siswa menempuh pendidikan di SMK-PP dan setiap tahunnya mampu meluluskan rata-rata 9.000 siswa yang siap bekerja di dunia usaha/dunia industri atau menjadi wirausahawan muda pertanian.

Melalui kerjasama dan kemitraan yang baik dari masing-masing sekolah dengan industri pasangannya, sebagian lulusan SMK-PP dapat diserap oleh pasar kerja pada tahun pertama setelah kelulusan. Akan tetapi, sebagian lainnya belum dapat diserap oleh pasar tenaga kerja setelah tahun pertama kelulusan karena kompetensi sebagian lulusan belum sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Selain itu, kemitraan yang dijalin oleh SMK-PP binaan Kementerian Pertanian dengan perusahaan juga masih terbatas, sehingga kebutuhan tenaga kerja di perusahaan mitra setiap tahunnya masih jauh lebih kecil dibandingkan jumlah lulusan dari SMK-PP binaan Kementerian Pertanian. Oleh sebab itu, SMK-PP binaan Kementerian Pertanian perlu mengetahui positioning sistem pembelajaran, implementasi TEFA, serta kemitraannya dengan DUDI jika dibandingkan dengan SMK lain yang lebih unggul agar lulusan SMK-PP binaan Kementerian Pertanian ke depannya zero unemployment.

Sehubungan dengan hal itu, guna membangun sinergitas antara SMK-PP binaan dan Kementerian Pertanian, maka diselenggarakan pertemuan teknis dalam rangka Sosialisasi dan Koordinasi Teknis Program Pendidikan Pertanian agar diperoleh persamaan persepsi dan pemahaman terhadap dinamika pendidikan pertanian.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan program kegiatan di Pusat dan Daerah ke depannya dapat lebih terarah, terencana, dan terpadu sesuai dengan arah kebijakan program pendidikan pertanian terkini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ubah pola pikir terhadap dunia pertanian

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada sambutan pembukaan pertemuan teknis dalam rangka Sosialisasi dan Koordinasi Teknis Program Pendidikan Pertanian di Bogor (28/01/2020) mengajak seluruh insan pertanian tidak terkecuali keluarga besar SMKPP untuk mendukung program utama Kementan dan program aksi BPPSDMP.

"Kita harus merubah pola fikir kita terhadap dunia pertanian, selain untuk menyediakan pangan bagi penduduk Indonesia kita harus berfikir bagaimana sektor pertanian dapat menjadi sumber keuntungan. Caranya kita jangan hanya menjual produk pertanian setelah dipanen tetapi kita harus olah dan kemas dengan baik, dengan demikian nilai tambah dari produk pertanian akan diraih. Kita harus menciptakan generasi milenial di bidang pertanian yang maju, mandiri, modern, profesional dan memiliki jiwa entrepreneurship sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," papar Kabadan Dedi Nursyamsi.

Apresiasi tinggi tak lupa disampaikan oleh Kabadan atas kerjasama dan kerja keras seluruh Kepala Sekolah dan tenaga pengajar serta tenaga pendukung yang telah mendedikasikan diri dan waktunya untuk menjalankan tugas mulia yakni menciptakan generasi milenial pertanian.

Pertemuan ini dihadiri 101 SMK Pertanian Pembangunan Binaan Kementerian Pertanian, Direktur dan Kepala UPT Pendidikan Pertanian beserta pejabat/staf penanggungjawab pelaksanaan Bantuan Praktik Siswa Tahun 2020, narasumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, serta Kepala SMK Negeri 57 Jakarta dan SMK Negeri 2 Yogyakarta selaku role model yang sukses dalam pengimplementasian TEFA yang link and match dengan dunia usaha dan dunia industri.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini