Sukses

Erick Thohir: 5 Tahun ke Depan, BUMN Tak Gampang Ganti Pimpinan

Menteri BUMN Erick Thohir tengah menyusun rencana agara BUMN ke depannya tak gampang bongkar pasang pimpinan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mengatakan rencana BUMN untuk lima tahun ke depan agar perusahaan-perusahaan BUMN tidak merombak pimpinan. Hal ini untuk stabilisasi demi menciptakan ekosistem lingkungan yang baik.

"Direksi komisarisnya jangan gonta-ganti nantinya, mana ada ke stabilan kalau pimpinannya digonta-ganti tiap tahun. Kalau bisa selesaikan, nah kenapa tidak selesai," kata Erick dalam acara Penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham Pendirian Perusahaan Patungan antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), di Synergy Lounge Gedung Kementerian BUMN, Jakarta (10/1/2020).

Menurutnya ada cakupan yang harus dipenuhi, apabila sering terjadi perombakan pemimpin. Mungkin disebabkan Key Performance Indeks (KPI) yang tidak sampai target atau secara operasional menyalahi good corporate governance.

"Apa itu good corporate governance, hari ini yang sering terjadi di BUMN adalah window dressing laporan keuangan, kalau window dressing laporan keuangan itu bisa masuk pada tindakan kriminal. Apalagi kalau window dressing ini terus ke bawahnya terlihat buntung tapi ga ada cash nya, hanya bagi buat gaji bonus saja," jelasnya.

Sementara itu, ia berpendapat dengan melakukan review komisaris dan jajaran direksi BUMN merupakan hal yang wajar dilakukan dan bukan sesuatu yang perlu diributkan.

"Nanti ada meeting ulangan dirut, komutnya ketua kelasnya, dirutnya yang bertanggung jawab untuk jajaran direksinya," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saling Menyalahkan

Erick tidak mau jika orang-orang yang berada di dalam perusahaan, malah saling tusuk menusuk tidak ada kekompakan.

Maka ia pun menegaskan, pemimpin direksi BUMN harus mencakup tiga hal, yakni pertama, ahlak; kedua, loyalitas; ketiga, rekan kerja (team work).

"Kita coba hari ini, tidak mungkin ini ditandatangani (Perjanjian Pemegang Saham Pendirian Perusahaan Patungan PT Moda Integritas Transportasi Jabodetabek) kalau tidak ada team work, antara gubernur DKI, ataupun teamnya dan lain-lain," jelasnya.

Selanjutnya, loyalitas juga penting menurutnya untuk mendukung dan membantu visi presiden, untuk terus meningkatkan QPA-QPA yang ditargetkan oleh presiden.

Kemudian, menurutnya ahlak juga penting dalam menjalankan suatu amanah. Ia mencontohkan pemerintah DKI Jakarta yang bekerja sama dengan PT MRT dan PT KAI, dengan menciptakan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek, yang bertujuan mensinergikan moda transportasi di Jakarta, apabila ahlak seluruh jajarannya tidak benar, maka proyek tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.