Sukses

Erick Thohir Telah Kantongi Nama Dirut Baru Garuda, Kapan Diumumkan?

Menurut Erick, untuk memilih nama-nama direksi yang akan mengisi posisi di Garuda Indonesia memerlukan proses yang tidak sebentar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah mengantongi nama Direktur Utama dan direksi baru PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Sedangkan untuk nama-nama komisaris akan ditentukan pada pekan depan. 

"Garuda insyallah hari ini direksinya, jajaran komisarisnya mungkin masih minggu depan," kata Erick dalam acara Penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham Pendirian Perusahaan Patungan, antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), di Synergy Lounge Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, (10/1/2020).

Dirut Garuda Indonesia sebelumnya I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara telah diberhentikan dari jabatannya pada 5 Desember 2019. Pemberhentian ini karena Ari terbukti menjadi pelaku penyelundupan barang mewah yaitu komponen motor Harley Davidson.

Menurut Erick, untuk memilih nama-nama direksi yang akan mengisi posisi di Garuda Indonesia memerlukan proses yang tidak sebentar karena pihaknya menginginkan orang yang tepat dalam memutuskan Dirut garuda yang baru.

"Padahalkan kadang-kadang kita sebagai pemegang saham ingin memastikan, bahwa figur-figur yang dipilih ini figur yang tepat," jelasnya.

Ia juga tidak bisa mengungkapkan nama direksi yang telah dipilihnya. Alasannya, Garuda Indonesia merupakan perusahaan terbuka (Tbk), sehingga untuk mengumumkannya harus sesuai dengan aturan. 

"Garuda itu perusahaan Tbk jadi tentu prosesnya harus melalui Tbk, nanti saya ngomong dibilang melanggar," ungkapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ingin Arogan

Erick pun mengatakan bahwa pihak BUMN juga memiliki proses sendiri dalam menangani pemutusan Dirut beserta jajarannya.

"Takutnya Tbk nanti salah lagi, saya tidak mau cari masalah dengan institusi-institusi yang ada, nanti disangka arogan, padahal kita itu profesional dan transparan," katanya.

Ia pun percaya dengan mekanisme penilaian publik yang sangat objektif, dibandingkan dengan penilaian birokrasi.

"Saya percaya yang namanya mekanisme penilaian publik itu kadang-kadang lebih mantep, dibandingkan birokrasi yang kegendutan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.