Sukses

Harga Ayam Anjlok, Asosiasi Minta Anggota Tahan Produksi

Kelebihan pasokan membuat ayam di level peternak dijual dengan harga murah.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan opsi untuk mengatasi anjloknya harga ayam di tingkat peternak. Asosiasi pun telah mendiskusikan secara internal jalan keluar dalam menghadapi masalah tersebut.

"Di asosiasi kita mengumpulkan pelaku usaha untuk mencari jalan keluarnya. Supaya harga jual segera mendekati HPP (Harga Pokok Produksi)," kata dia, ketika dihubungi merdeka.com, Rabu (26/6).

Jalan keluar yang diambil yakni meminta peternak ayam, terutama peternak besar untuk menahan produksi. Sebab biang kerok jatuhnya harga ayam di tingkat peternak adalah kelebihan pasokan.

Kelebihan pasokan membuat ayam di level peternak dijual dengan harga murah. Bahkan jauh di bawah HPP. Dalam menjalankan program ini pihaknya juga menggandeng Perhimpunan Insan Perunggas Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia).

"Kita minta kepada perusahaan-perusahaan yang beroperasi besar itu untuk menahan diri dulu. Untuk memastikan jangan jual harga murah. Gopan dengan Pinsar," terang dia.

Dia pun menjelaskan kenapa, ketika harga ayam di tingkat peternak anjlok di kisaran Rp 8.000 hingga Rp 10.000, namun harga ayam di pasaran terpantau masih cukup tinggi.

Menurut dia, lebarnya selisih harga terjadi karena, meski harga murah, pedagang tetap mengambil ayam sesuai kebutuhan masyarakat. "Begini permintaan di pasar itu kan tetap. Pedagang di pasar tiap hari jual 500 ekor. Dia nggak akan mampu tambah sampai 700. Tapi persediaan di kandang banyak. Dia milih-milih itu otomatis karena barangnya banyak, dia pilih yang paling murah. Sehingga harga disesuaikan saja," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Ayam Anjlok, DPR Minta Pemerintah Berantas Kartel Pangan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Haryo Soekartono meminta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution untuk memperhatikan kondisi harga pangan khususnya untuk ayam. Sebab, berdasarkan laporan yang diterimanya terdapat dua lokasi anjloknya harga komoditas ayam.

"Saya tadi sampaikan ke WA bapak ada harga pangan ayam, dari peternak Rp 7 ribu diterima, tapi dijual di pasar dengan harga Rp 29 ribu," kata Bambang Haryo di ruang sidang Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Bambang Haryo yang menjadi anggota Badan Anggaran DPR ini juga meminta agar pemerintah bisa memberantas kartel pangan. Sebab, tanpa itu harga pangan seperti ayam bakal terus mengalami penurunan. "Jadi kartel pangan itu harus dihilangkan semua pak," imbuhnya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Menko Darmin mengatakan harga pangan ayam yang anjlok tersebut adalah hal yang wajar. Sebab, ini tidak terjadi pada komoditas ayam saja melainkan menimpa komoditas pangan lain seperti cabai.

Kendati demikian, dia memastika bahwa peristiwa ini tidak akan terjadi dalam jangka waktu yang lama. "Itu hanya kejadian sesaat, sehingga jangan dipakai jadi ukuran bahwa pasar kita seperti itu ya. Pasar kita itu mungkin relatif belum terlalu efisien," kata Darmin.

3 dari 4 halaman

Peternak Gulung Tikar

Seperti diberitakan sebelumnya, anjloknya harga ayam ras, membuat peternak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta gulung tikar. Jika dalam kondisi normal harga ayam mencapai Rp 40.000 per ekor, namun saat ini para peternak mengobral dengan harga Rp 25.000 per ekor dengan berat 2 kilogram.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) Jawa Tengah, Parjuni mengatakan, anjloknya harga daging ayam ras di pasaran terjadi sejak April lalu. Kondisi tersebut membuat para peternak mandiri di wilayah Jawa Tengah dan DIY gulung tikar.

"Menyikapi kondisi tersebut, kami menggelar aksi obral ayam di Jalan Adi Sucipto. Aksi ini sebagai bentuk protes kepada pemerintah, selama ini sudah banyak para peternak mandiri yang gulung tikar," ujar Parjuni kepada wartawan, Senin (24/6).

Parjuni menilai, anjloknya harga jual ayam ras di pasaran sudah berada di bawah biaya produksi yang dikeluarkan. Sebab harga pokok produksi (HPP) sebesar Rp 18.500 per kilogram, namun harga jual saat ini hanya diangka Rp 8 ribu sampai 9 ribu per kilogram.

"Kerugian peternak sudah tidak terhitung lagi, jadi wajar kalau mereka banyak yang memilih menutup usaha," katanya.

4 dari 4 halaman

Protes Harga Merosot, Asosiasi Peternak Yogyakarta Bagi Ayam Gratis  

Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (Apayo) akan membagikan 5.000 ekor ayam gratis kepada masyarakat. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk protes lantaran harga ayam anjlok di tingkat peternak.

"Betul (Apayo membagikan ayam gratis-red). Sebagai protes peternak dengan keadaan ini,” ujar Ketua Apayo, Hari Wibowo saat dihubungi Liputan6.com,Senin (24/6/2019).

Sebelumnya beredar kabar aksi bagi ayam 5.000 ekor gratis. Pembagian ayam gratis itu dilakukan pada Rabu siang, 26 Juni 2019. Langkah tersebut dilakukan lantaran harga ayammurah di tingkat peternak.

Sejak September 2018 hingga Juni 2019, selama 10 bulan harga ayam hidup di kandang selalu di bawah harga pokok penjualan/HPP. (Ayam hidup 18.700 per kilogram/kg atau karkasnya mencapai HPP 30.000).

Sementara itu, harga di pasar selalu di atas HPP yaitu 29.000-30.000 per kg meski pun para pedagang membeli dari peternak dengan harga hanya Rp 7.000-Rp 8.000.

"Kami melakukan protes. Alasan pedagang takut kalau menurunkan harga nanti susah ngangkatnya lagi. Sementara ayam peternak semakin besar semakin susah jual semakin mudah diobral," ujar dia.

Hari menuturkan, kondisi tersebut terjadi lantaran  over suplai atau kelebihan produksi. Di sisi lain pedagang takut menurunkan harga ayam. Kelebihan produksi ini, menurut Hari juga didorong banyak pemain baru yang menjadi penyebab over suplai. "Banyak pemain baru yang menjadi penyebab over suplai seperti perusahaan China, Korea dan Malaysia,"kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.