Sukses

Kementerian PUPR Terus Upayakan Pemulihan Akses Jalan di Sulawesi Tenggara

Kementerian PUPR terus berupaya memulihkan akses jalan penghubung yang sempat terputus akibat banjir di Sulawesi Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya memulihkan akses jalan penghubung yang sempat terputus akibat banjir di Sulawesi Tenggara. Salah satunya yang menghubungkan Kabupaten Konawe Utara (Konut)

Pada Senin (17/6), akses jalan dari Kabupaten Konawe Utara (Konut) di Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah bisa kembali dilalui setelah perbaikan sementara Jembatan Asera yang berada di Kecamatan Asera Konut, selesai dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kepala BPJN XXI Kendari Yohanis Tulak Todingrara mengatakan perbaikan dilakukan dengan memasang Jembatan Bailey sepanjang 30 meter.

"Kapasitas beban maksimal jembatan bailey tersebut yakni 8 ton dan kini bisa dilewati 4 kendaraan roda empat satu arah secara bergantian," kata Yohanis dalam keterangannya, Selasa (18/6/2019).

Jembatan lainnya yang sudah diperbaiki yakni Jembatan Rahabangga di Desa Uepai, Kabupaten Konawe. Sebelumnya banjir mengakibatkan tergerusnya oprit Jembatan Rahabangga mengakibatkan terputusnya jalur lalu lintas antara Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka Timur (Jalan Trans Sulawesi Tenggara menuju Sulawesi Selatan).

Jembatan lainnya yang tengah ditangani yakni Jembatan Woimendaa sepanjang 50,2 meter di Kabupaten Kolaka yang merupakan bagian dari Jalan Trans Sulawesi menuju Sulawesi Selatan. Oprit dan abutment Jembatan Woimendaa tergerus debris banjir dan sejak tanggal 11 Juni 2019 sudah didatangkan alat berat untuk menimbun oprit dan juga dilakukan perbaikan abutment.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rangka Jembatan Dikirim dari Bogor

Kementerian PUPR juga telah melakukan mobilisasi rangka Jembatan Bailey yang ada gudang peralatan di Citeureup, Bogor untuk dikirimkan ke Sultra. Sementara untuk Jembatan Baeni II di ruas Wawatobi (Bts. Unaaha)-Pohara yang sebelumnya tidak bisa dilalui akibat genangan air, kini sudah mulai surut dan sudah bisa dilalui kendaraan.

Selain itu dilakukan penimbunan turap dari batang pohon Kelapa yang telah terpasang menggunakan Tasirtu untuk melindungi oprit Jembatan Woimendaa dan normalisasi daerah aliran sungai dengan pembersihan delta (endapan) dan bangunan bekas abutmen jembatan lama.

Perbaikan jalan yang rusak maupun yang tertutup longor juga dilakukan BPJN XXI Kendari dengan menggunakan alat berat dan truk diantaranya pada ruas jalan Asera-Andowia (KM 120), Rate-rate ke Kolaka di KM 122.

“Masih tersisa beberapa titik/ lokasi ruas jalan yang masih tergenang air baik di Ruas Kendari - Bts Sulteng (2 titik banjir banjir). Kendaraan yang melintas termasuk mobil masih pakai rakit/ pincara. Kemudian di Ruas Kendari - Kolaka, khusus ada sekitar 3 titik banjir / genangan. Tetapi kedua ruas utama ini sudah fungsional, saat ini tim Balai PJN XXI Kendari tetap melanjutkan pekerjaan tanggap darurat, pembersihan longsoran dan endapan, inventarisasi kerusakan dampak Bencana Banjir,” pungkas Yohanis.

3 dari 3 halaman

Banjir Sultra, Kementerian PUPR Lakukan Upaya Tanggap Darurat

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan upaya penanganan tanggap darurat usai  banjir yang menggenangi sejumlah kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara (Sultra). Banjir yang terjadi akibat curah hujan yang tinggi sejak awal Juni 2019 ini mengakibatkan kerusakan rumah warga, jalan dan jembatan, serta fasilitas umum lainnya.

Bantuan tanggap darurat disalurkan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya berupa layanan air bersih dan sanitasi, termasuk fasilitas MCK darurat ke lokasi-lokasi pengungsian korban bencana di Kota Kendari, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe Utara.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, ketersediaan prasarana dan sarana air bersih serta sanitasi merupakan hal paling penting untuk menunjang keperluan sehari-hari para korban dan pengungsi.

"Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile  untuk menyuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," ujar dia, Selasa (18/6/2019).

Bentuk bantuan secara bertahap disalurkan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sultra sejak sebelum Hari Raya Idul Fitri. Peralatan yang digunakan berupa 4 unit Mobil Tangki Air, 1 unit mobil toilet, 20 unit WC knockdown, 20 unit Hidran Umum (HU), 20 unit pondasi hidran umum. Seluruh peralatan didistribusikan ke tiga wilayah terdampak banjir, yakni Kota Kendari, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe Utara.

Kementerian PUPR juga menyalurkan air bersih dengan menurunkan satu unit IPA sistem mobile yang berfungsi untuk menyaring air banjir/sungai menjadi bersih dan layak pakai. Unit IPA berkapasitas maksimum 1,5 liter per detik dengan asumsi untuk memenuhi kebutuhan air minum kurang lebih untuk 1.500 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.