Sukses

Sebelum Jadi Miliarder, Pria Ini Pernah Tinggal di Apartemen Kecil

Pria ini pernah hidup di sebuah apartemen kecil bersama istrinya.

Liputan6.com, Jakarta - CEO WeWork Adam Neumann ternyata tidak begitu saja dengan mudahnya menjadi seorang miliarder. 

Sebelum ia sukses seperti saat ini, miliarder ini sempat hidup di sebuah apartemen kecil yang ia sewa bersama istrinya.

Dilansir dari laman Business Insider, meskipun ia tidak tahu kapan tepatnya ia dan bersama istrinya hidup di sana, tapi Adam memperkirakan itu terjadi pada 2009. Tahun saat ia dan istri bertemu.

Harga sewa apartemen yang berada di 166 2nd Avenue saat ini berkisar USD 3.098 atau Rp 44,7 juta (Kurs USD 1 = Rp 14.450).

Harga ini jauh berbeda dibandingkan saat 2010 lalu. Apartemen yang berada di tengah Manhattan ini berkisar USD 2.600 atau Rp 37,5 juta per bulan. Hanya ada beberapa ruangan dalam apartemen ini, dapur, kamar, dan ruang makan.

Meskipun sempat hidup sulit, tapi miliarder ini telah berhasil berkembang dan menjadi kaya. Pada 2014, Adam dikabarkan telah berhasil membeli sebuah rumah di Greenwich Village seharga USD 10,5 juta atau Rp 151,7 miliar.

Tidak hanya itu saja, ia juga telah memiliki properti di Gramercy Park seharga USD 35 juta pada 2017. Selain itu, ia dan sang istri kabarnya telah memiliki rumah di Westchester County dan Hamptons.

Miliarder kelahiran Israel bersama istrinya ini membangun WeWork pada 2010. Saat ini, perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan yang bernilai di dunia. Kabarnya kekayaan Adam saat ini mencapai USD 47 juta atau Rp 679,15 miliar pada Desember 2018.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jatuh Bangun Mark Cuban, Dipecat 3 Kali hingga Jadi Miliarder

Meskipun saat ini kekayaan miliarder Mark Cuban mencapai USD 4,1 miliar atau Rp 57,7 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.077), namun ternyata dulu ia pernah mengalami kegagalan bahkan hingga 3 kali dipecat bahkan sampai ia tidak punya cukup uang untuk membuka rekening bank.

Dilansir dari laman CNBC, hal ini ia ungkapkan dalam "Shark Tank" pada Minggu lalu.

"Ketika saya belum sukses dan hanya bisa berbaring di sofa, saya sampai tidak dapat membuka rekening bank," ujarnya.

Pasalnya untuk membuka rekening bank dibutuhkan setidaknya USD 200, dan masih banyak hal lainnya. Sayangnya, tidak ada bank yang memberikan Mark Cuban kesempatan untuk hal tersebut.

Banyak yang begitu memandang rendah dirinya, namun sang Ibu tetap ingin Mark untuk belajar dan berusaha demi masa depannya.

Setelah lulus dari Universitas Indiana di Bloomington, Mark yang saat itu berusia 24 tahun pindah ke Dallas dengan hanya bermodalakan USD 60 atau lebih dari Rp 844 ribu.

3 dari 3 halaman

Kisah Hidupnya Sebelum Sukses

Di sana ia menyewa apartemen dengan tiga kamar tidur seharga USD 600 per bulannya bersama lima temannya. Bahkan ia harus rela tidur di sofa atau di lantai, bahkan ia juga tidak memiliki lemari.

Saat itu, Mark bekerja sebaga bartender di sebuah klub untuk memenuhi kebutuhannya. Meskipun sempat mengalami pemecatan selama tiga kali. Namun akhirnya, Marka berhasil meraih suksesnya di dunia teknologi.

Ketika Mark mendapatkan pekerjaan ini, ia sadar jika pekerjaan ini sangat ia sukai dan bahkan sangat cocok dengan dirinya. Pasalnya, ia rela untuk bekerja dan belajar selama tujuh hingga delapan jam per hari tanpa adanya istirahat.

Mulai dari situlah, Mark memulai bisnisnya sendiri, MicroSolutions. Namun sayangnya perusahaan ini telah ia jual ke CompuServe seharga USD 6 juta atau lebih dari Rp 84 miliar pada 1990.

Namun, lima tahun kemudian Mark dan temannya, Todd Wagner telah berhasil membuat layanan audio streaming online bernama Broadcast.com. Dari sini, mereka mampu mendengarkan game Hoosiers dari Texas.

Kemudian, Yahoo mengakuisisi bisnis ini yang telah memiliki nilai mencapai USD 5,7 miliar pada 1999.

Dengan perjalanan hidupnya yang cukup pahit, Mark mengatakan, "Tidak ada satu orang pun yang berharapa lebih kepada saya, namun ternyata mereka salah,"

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.