Sukses

Kemenkeu Tegaskan Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Baik

Kementerian Keuangan menilai pertumbuhan ekonomi bisa capai lima persen juga suatu yang perlu diapresiasi.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Luky Alfirman menegaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 relatif cukup baik.

Pernyataan tersebut, sekaligus menjawab kritikan dari berbagai pihak yang menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih buruk.

Luky mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan terus tumbuh seiring dengan upaya pemerintah menjaga stabilitas harga pangan.

Mengingat, pada kuartal III 2018 pertumbuhan ekonomi mampu berada di 5,17 persen. Kemudian, inflasi sepanjang 2018 juga berada di angka 3,13 persen.

"Itu menunjukan bahwa Indonesia masih on track, masih dalam kondisi yang baik dibandingkan dengan negara negara lain. Jadi kalau dibilang mau bangkrut atau (buruk) sangat jauh," kata dia saat ditemui di Jakarta, Jumat (1/2/2019).

Dia menambahkan, selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa Pemerintahan Jokowi-JK masih relatif baik. Sebab, selama empat tahun masa pemerintahannya pertumbuhan ekonomi berada di atas lima persen.

"Faktanya adalah Indonesia masih bisa tumbuh 5 persen itu suatu yang apresiasi," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi XI DPR RI, Melchias Marcus Mekeng juga meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019 masih akan terus tumbuh. Hal tersebut tidak lepas dari pencapaian pertumbuhan ekonomi di 2018 yang masih berada di atas lima persen.

"Negara kita belum punah kita masih akan berkembang. Saya bisa katakan negara kita masih bisa maju karena ekonomi tumbuh 5,17 persen," kata Mekeng dalam acara Dialog Ekonomi Perbankan, di Jakarta, Rabu 30 Januari 2019.

Mekeng mengatakan, di tengah ketidakpastian perekonomian global pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di angka 5,17 persen pada kuartal III 2018. Sementara, di negara-negara lain masih sulit untuk mengejar pertumbuhan ekonominya.

"Kita masih bersyukur tumbuh di 5,17 persen, di mana kondisi luar negeri masih tertekan," kata dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara Sri Mulyani agar RI Mampu Hadapi Pelemahan Ekonomi Dunia

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pernyataan International Monetary Fund (IMF) soal pertumbuhan ekonomi dunia yang turun menjadi 3,5 persen di 2019 akan mempengaruhi perekonomian RI, salah satunya menekan nilai ekspor. Untuk itu, pemerintah akan konsentrasi terhadap kebutuhan domestik.

"Untuk konsusmsi tetap terjaga kita harus menjaga daya belinya, termasuk dalam stabilitas harga. Oleh karena itu, yang dilakukan pemerintah selama ini, Presiden meminta supaya stabilitas terjaga," kata Sri Mulyani usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Kamis 24 Januari 2019.

Karena kondisi perekonomian dan cuaca, Sri Mulyani mengatakan jumlah stok pangan menjadi sangat penting dalam situasi saat ini. Beberapa stok kebutuhan pangan, kata Sri, harus ada di setiap wilayah.

"Stok itu harus ada di berbagai tempat supaya tetap jaga stabilitas," kata Sri.

Sri Mulyani juga berharap dari segi investasi dan pertumbuhan kredit meningkat. Dia pun yakin kebutuhan domestik akan stabil.

"APBN di tahun ini belanja sekitar Rp 2.500 triliun atau tumbuh sekitar 10 persen lagi dari tahun lalu, kalau kita lihat itu ya domestic demand akan terjaga," kata Sri Mulyani.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.