Sukses

Peternak Kediri Beli Jagung Impor Rp 4.000 per Kg

pendistribusian jagung impor asal Brasil sebelumnya sudah dilakukan pada tahap pertama pada bulan Desember 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Guna memenuhi kebutuhan pakan ternak jenis jagung untuk wilayah Jawa Timur. Dalam waktu dekat pemerintah akan kembali menggelontorkan jagung impor asal Brasil. Ribuan ton jagung impor ini diperkirakan rencananya akan mulai masuk ke Indonesia pada tanggal 19 Januari 2019.

"Untuk tahap kedua, rencananya nanti ada sekitar 27 ribu ton, kita tunggu saja tanggal 19 Januari akan datang, ada droping lagi," tutur Kepala Bulog Subdrive Kediri, Saidi, Selasa (15/01/2019).

Saidi mengatakan, pendistribusian jagung impor asal Brasil sebelumnya sudah dilakukan pada tahap pertama pada bulan Desember 2018 lalu. Bulog Subdrive Kediri Jawa Timur mendapat target untuk bisa mendistribusikan penjualan jagung impor sebanyak 10 ribu ton, pada minggu ke dua bulan Januari 2019. Jagung Impor ini mulai didistribusikan sejak tangal 18 Desember 2018 lalu.

"Ya allhamdulilah untuk penjualan jagung ini, dari tanggal 18 Desember kemudian selesai kemarin 10 ribu ton, itu ditanggal 7 Januari 2019 sudah habis," katanya.

Saidi menjelaskan, pendistribusian penjualan jagung impor tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan mekanisme yang sudah berlaku. Teknisnya, yaitu Bulog Subdrive Kediri bekerjasama dengan Dinas Peternakan Pemerintah Daerah terkait.

Dari Dinas Peternakan lalu memberikan surat rekomendas kepada petenak berskala kecil, menengah dan besar untuk mengajukan PU. Selanjutnya dari pihak peternak membayar (surat perintah setor), kemudian Bulog Subdrive Kediri terbitkan DO.

Diakuinya harga jagung impor memang lebih murah ketimbang jagung lokal. Harga jagung lokal di pasaran saat ini masih dipatok kisaran Rp 6 ribu per kilogram(kg). Sedangkan jagung Impor Bulog Subdrive Kediri hanya menjual per kg hanya Rp 4 ribu. Dalam pembelian jagung impor, Bulog Subdrive Kediri tidak memberikan batasan kepada para peternak.

"Jagung impor ini dari Brasil, jatah dari peternak tidak ditentukan. Minimal tergantung dananya ya, karena peternak kecil itu menebusnya ada yang 10 ton, ada 15 ton, tapi sistem nanti gabungan. Nanti yang kecil kecil bergabung dengan asosiasi ini, misalnya menebus 100 ton nanti dibagi yang kecil kecil," ucapnya.

Total keseluruhan jagung Import yang sudah digelontor pada tahap pertama sebanyak 60 ribu ton. Dengan rincian 10 ribu ton diperuntukan bagi wilayah Kediri, Blitar 30 ribu ton, Malang 10 ribu ton, Surabaya Utara 10 ribu ton.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Pemerintah Tambah Impor Jagung pada 2019

Menteri Koordinator bidang Perkonomian, Darmin Nasution membeberkan, alasan pemerintah menambah impor jagung sebesar 30.000 ton pada Februari 2019. Jumlah ini untuk menambah stok jagung impor yang sebelumnya ditargetkan sebesar 100.000 ton di 2018.

"Impor (2018) itu sampai dengan Januari, itu sudah akan 100 persen dari 100.000 ton. Dan panen masih April sehingga masih (butuh impor)," ujar Darmin Nasution saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/1).

Selain masa panen yang masih lama, harga jagung di pasaran juga belum turun. Peternak pun mengeluh kesulitan memperoleh jagung, jika ada harganya masih jauh dari harga normal. 

"Panen jagung Maret April masih ada kekosongan dan harga belum turun sehingga petelor masih kesulitan. Jadi ada 30.000 tambahan itu akan habis Februari akhir," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan permintaan impor jagungdisampaikan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan melihat kondisi persediaan dalam negeri. Keputusan diambil pada rapat koordinasi beberapa waktu lalu.

"Karena tidak cukup, Pak Mentan juga bilang bahwa minta impor di rakor itu," ujar Mendag Enggar di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin 7 Januari 2019.

Usai keputusan jumlah impor dilakukan, Kemendag kemudian mengeluarkan surat perintah kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan impor. Surat perintah (SP) akan segera terbit dalam waktu dekat.

"Bulog setelah rakor memutuskan, kemudian prosedurnya Bulog meminta. Dikeluarkan SP. Maka kita keluarkan. Saya belum teken tapi sudah disiapkan. Hari ini rasanya kelar. Langsung online kok," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.