Sukses

IHSG Menguat 11,59 Poin Imbas Aksi Beli Investor

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu ditopang aksi beli investor asing.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (11/7/2018), IHSG menguat 11,59 poin atau 0,20 persen ke posisi 5.893,35. Indeks saham LQ45 mendaki 0,10 persen ke posisi 929,97. Sebagian besar sektor saham menghijau.

Sebanyak 185 saham menguat sehingga angkat IHSG. Namun, 200 saham tertekan sehingga IHSG belum mampu naik signifikan. Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.897,95 dan terendah 5.822,75.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 373.375 kali dengan volume perdagangan saham 8,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 485,67 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.378.

Sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham aneka industri naik 3,45 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor tambang mendaki 1,53 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,62 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham POLL melonjak 49,59 persen ke posisi Rp 920 per saham, saham RISE menanjak 25 persen ke posisi Rp 430 per saham, dan saham TCPI mendaki 24,73 persen ke posisi Rp 454 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham CSIS turun 24,68 persen ke posisi Rp 418 per saham, saham BPFI merosot 24,09 persen ke posisi Rp 520 per saham, dan saham SKYB turun 23,87 persen ke posisi Rp 236 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,29 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,59 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,19 persen.

Selanjutnya, indeks saham Thailand merosot 0,41 persen, indeks saham Shanghai menurun 1,76 persen, indeks saham Singapura susut 0,79 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 0,74 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG merosot lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal karena sentimen perang dagang antara AS dan China kembali memanas. Para pelaku pasar global menyayangka kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memperluas produk China yang dikenakan pajak USD 200 miliar.

"Para pelaku pasar juga mengkhawatirkan China akan memberlakukan tindakan balasan terkait dengan kebijakan Trump itu sehingga menimbulkan ketidakpastian global,” kata dia sata dihubungi Liputan6.com.

Meskipun demikian, menurut Nafan, para pelaku pasar juga apresiasi langkah pemerintah dalam antisipasi dengan meggelar rapat koordinasi yang membahas terkait dengan evaluasi AS terhadap 124 sektor generalized system of preference (GSP), sebagai bagian dari dampak perang dagang. “Maka dari itu IHSG beraada di zona hijau saat ini,” ujar Nafan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Tertekan pada Awal Sesi Perdagangan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah. Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu 11 Juli 2018  IHSG  turun 38,77 poin atau 0,66 persen ke posisi 5.842,99.

Pelemahan berlanjut pada pembukaan perdagangan. IHSG melemah 0,72 poin atau 42,4 persen ke posisi 5.839,28. Adapun indeks saham LQ45 juga naik 1,38 persen ke posisi 916,21. Sebagian besar indeks saham acuan memerah, kecuali saham konstruksi.

Pada sesi pertama, IHSG berada di posisi tertinggi 5.844,5 dan terendah 5.834,91. Ada sebanyak 57 saham menguat dan 87 saham melemah, sementara 98 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.319 kali dengan volume perdagangan saham 178,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 139,7 miliar.

Investor asing membelli saham Rp 6,6 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.341.

Seluruh sektor saham melemah, kecuali saham konstruksi yang menguat 0,37 persen. Sementara sektor saham keuangan mencatat pelemahan terbesar sebesar 1,44 persen. Disusul sektor saham Infrastruktur yang turun 1,08 persen dan sektor saham konsumsi melemah 1,11 persen.

Adapun saham-saham yang menguat antara lain saham RISE melonjak 25 persen ke posisi Rp 430 per saham, saham TCPI naik 24,73 persen ke posisi Rp 454per saham, dan saham SMCB mendaki 11,11 persen ke posisi Rp 130 per saham.

Saham yang melemah di awal sesi antara lain saham GLOB turun 5,24 persen ke posisi Rp 181 per saham, saham PADI susut 5,56 persen ke posisi Rp 510 per saham, dan saham INDR tergelincir 4,84 persen ke posisi Rp 5.900 per saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.