Sukses

Dibangun pada 1970, Berapa Lama Jembatan Widang Tuban Bertahan?

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan Jembatan Cincin Lama pada ruas Tuban-Widang merupakan jembatan lama.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan Jembatan Cincin Lama pada ruas Tuban-Widang atau Jembatan Widang Tuban merupakan jembatan lama. Jembatan itu dibangun pada 1970. Lalu, berapa lama untuk sebuah jembatan dapat bertahan?

Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Iwan Zarkasi, menuturkan jembatan bertahan paling lama sekitar 50 tahun. Jembatan Cincin Lama dibangun pada 1970.

"Kalau manusia ada angka harapan hidup, jembatan ini ya sekitar 50 tahun. Tapi setelah 50 tahun bukan berarti mati, tetap bisa digunakan. Sama saja kaya manusia kalau sudah melebihi angka harapan hidup bukan berarti mati, masih ada kemungkinan hidup,” ujar dia.

Iwan menuturkan, saat ini ada 40 jembatan di Indonesia yang umurnya sudah melebihi 50 tahun. "Untuk yang melebihi ada sekitar 40 jembatan. Ini tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat," ujar dia.

"Bahan-bahannya ini diimpor dari Amerika pada 1970 dan selesai pada 1980. Yang melebihi 50 tahun ini di luar Pulau Jawa ada, tapi yang paling banyak tetap di Pulau Jawa," kata dia.

Adapun jembatan Cincin Lama dibangun pada 1970 dan merupakan jembatan rangka baja Callendar Hamilton dengan panjang total 260 meter yang melintasi Sungai Bengawan Solo. Jumlah bentang jembatan cincin lama, yaitu lima bentang dengan lebar 7 meter dengan pondasi tiang pancang beton.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi, menuturkan Kementerian PUPR akan menganalisis penyebab kondisi lapangan di Jembatan Cincin Lama.

Selain itu, pihaknya dan kepolisian juga akan memberi bantuan kepada para korban atas insiden tersebut. "Besok pagi ada tim ahli independen dari Kabalitbang yang akan turun di lapangan untuk menganalisis penyebabnya seperti apa dan kondisi di lapangan sisanya seperti apa. Saya juga minta kerja sama kepolisian untuk menyantuni korban yang ada," tutur dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kementerian PUPR: Jembatan Widang Tuban Ambruk karena Kelebihan Beban

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) membeberkan penyebab ambruknya Jembatan Cincin Lama yang berada pada ruas Tuban-Widang, Jawa Timur, pada Selasa 17 April 2018. Insiden ini terjadi sekitar pukul 11.05 WIB.

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian, Arie Setiadi Moerwanto, mengatakan ambruknya jembatan cincin lama tersebut disebabkan oleh kelebihan beban (overload).

"Ada tiga truk yang melewati jembatan, yakni satu truk mengandung limbah smelter dan dua truk tronton dengan muatan pasir. Data yang masuk dan kesimpulan sementara diakibatkan karena overload," tuturnya di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa pekan ini.

Arie lebih jauh mengungkapkan, seluruh jembatan nasional didesain untuk menahan beban hanya seberat 45 ton atau maksimal sebesar 75 ton.  Sedangkan pada insiden ambruk ini, jembatan menahan beban kira-kira 120 ton.

"Seluruh jembatan nasional didesain untuk mampu menahan beban sebesar 45 ton atau paling maksimal 70 ton. Sedangkan ketiga truk kira-kira beratnya 120 ton," ujar dia.

Dia juga menambahkan, akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut besok pagi untuk mengecek keadaan terkini pada jembatan Widang Tuban tersebut.

"Besok pagi ada tim ahli independen dari Kabalitbang yang akan turun ke lapangan untuk menganalisis penyebabnya seperti apa dan kondisi di lapangan sisanya seperti apa," ujar Arie.

Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Iwan Zarkasi, menuturkan perkiraan dana jika pondasi dan pilar jembatan tidak ambruk, maka dibutuhkan dana senilai Rp 17 miliar untuk perbaikan.

"Kira-kira Rp 17 miliar kalau pondasi dan pilarnya tidak rusak, tapi kalau rusak ya jauh bisa di atasnya," ujarnya.

Ditjen Bina Marga menargetkan Jembatan Cincin Lama akan bisa kembali digunakan sebelum hari raya Lebaran. "Sebelum Lebaran kita usahakan untuk bisa digunakan kembali, tapi baru besok bisa dipastikan setelah penyelidikan," paparnya.

Iwan menyatakan belasungkawa bagi para korban dari insiden ambruknya jembatan tersebut. "Kami berduka cita dan ini tak boleh berulang. Insiden kemarin di Cisoma 60 persen karena overload, kita tutup langsung. Kami berduka betul dengan kejadian ini, kami juga berdiskusi pada Direktur Jembatan, mudah-mudahan tidak rusak pondasi dan pilar," ungkapnya.

"Jika rusak kita akan kirim kerangka yang baru untuk adjustment dan recovery agar bisa digunakan lagi," kata dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.