Sukses

Mendag Angkat Suara soal Kenaikan Impor Sayur dan Bawang Putih

BPS mencatat kenaikan impor sayuran dan bawang putih dari negara lain termasuk China.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan tajam pada impor sayuran dan bawang putih Indonesia dari negara lain, termasuk China. Nilai impor sayuran pada Juni ini sebesar US$ 127,93 juta dan bawang putih mencapai US$ 109,98 juta.

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita saat dikonfirmasi mengenai peningkatan nilai impor sayuran mengaku tidak tahu menahu. Dari hasil inventarisasinya, ia justru mengatakan nilai impor sayuran tidak setinggi yang ada di data BPS.

"Ada yang masuk dan ada yang tidak melalui kita (Kemendag) kalau kayak gitu. Saya sedang inventarisir datanya tidak sebesar itu," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/7/2017).

Saat dimintai penjelasan lebih lanjut terkait impor sayuran yang tidak melalui Kemendag, Enggar menduga hal lain. "Ya tidak tahu saya. Sekarang kan banyak (impor) yang berjalan sendiri," ucap Enggartiasto.

Ia meminta kepada importir untuk menghentikan impor sayuran yang memang dilarang masuk ke Indonesia, seperti wortel. "Sejauh ada produksinya (di dalam negeri), saya minta importir coret dengan sendirinya," kata dia.

"Saya ingin (produksi) apel bagus, tapi memang banyak impor. Jeruk asem pun diimpor, tapi jeruk manis tidak. Kalau success story wortel, kan tidak lagi diimpor," Enggartiasto menambahkan.

Sementara untuk impor bawang putih yang menanjak pada Juni dan sepanjang semester I 2017 ini, Enggartiasto tak membantahnya. Ia mengakui, produksi dalam negeri tak mampu memenuhi kebutuhan domestik.

"Bawang putih (impor) pasti banyak karena 95 persen impor bawang putih. Tidak mungkin (dalam negeri), tidak ada pilihan jadi harus impor. Makanya cabai kita tidak impor," tutur dia.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Impor Nonmigas

Dikutip dari data impor BPS yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Selasa 18 Juli 2017, dari nilai impor nonmigas Indonesia pada Juni 2017 mencapai US$ 8,40 miliar. Peningkatan terbesar terjadi pada komoditas sayuran senilai US$ 39,14 juta dibanding Mei ini.

Dilihat lebih rinci, total nilai impor sayuran Indonesia di bulan keenam ini sebesar US$ 127,93 juta atau naik US$ 39,14 juta dibanding realisasi Mei ini sebesar US$ 88,79 juta. Dengan berat masing-masing 123.286,5 ton pada Juni dan 77.846,2 ton pada Mei ini.

Adapun sepanjang Januari-Juni 2017, Indonesia mengimpor sayuran dari negara lain sebesar US$ 441,02 juta dengan volume 452.595,2 ton. Jumlah tersebut naik drastis dibanding realisasi sebesar US$ 303,39 juta dengan berat 384.497,3 ton di periode yang sama 2016.

Adapun lima negara pemasok sayuran terbesar ke Indonesia pada Juni dan Januari-Juni 2017, adalah sebagai berikut.

1. China
Juni 2017 sebesar US$111,08 juta
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 320,53 juta

2. Myanmar
Juni 2017 sebesar US$ 2,36 juta
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 33,41 juta

3. India
Juni 2017 sebesar US$ 3,10 juta
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 24,75 juta

4. Selandia Baru
Juni 2017 sebesar US$ 5,21 juta
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 18,61 juta

5. Australia
Juni 2017 sebesar US$2,35 juta
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 9,50 juta

6. Negara lainnya
Juni 2017 sebesar US$ 3,86 juta
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 34,42 juta

BPS juga mencatat kenaikan signifikan nilai impor bawang putih Indonesia sebesar 78,78 persen menjadi US$ 109,98 juta pada Juni ini dibanding bulan sebelumnya US$ 61,52 juta.

Sementara volume impor melonjak 148,17 persen sebanyak 90.979,5 ton pada Juni 2017 dibanding Mei lalu yang sebanyak 36.660,1 ton.

Secara kumulatif, Indonesia mengimpor bawang putih senilai US$ 311,09 juta dengan volume 251.841,4 ton sepanjang semester I-2017 ini. Angka ini naik tinggi dari realisasi periode sama tahun lalu sebesar US$ 178,37 juta dengan berat 224.307,6 ton.

Berikut lima negara pengekspor bawang putih terbesar ke Indonesia.

1. China
Juni 2017 sebesar US$ 109,32 juta
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 303,74 juta

2. India
Juni 2017 sebesar US$ 288,99 ribu
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 6,95 juta

3. Mesir
Juni 2017 sebesar US$ 202,13 ribu
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 223,13 ribu

4. Taiwan
Juni 2017 sebesar US$ 123,13 ribu
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 123,13 ribu

5. Australia
Juni 2017 sebesar US$ 40,50 ribu
Januari-Juni 2017‎ sebesar US$ 40,51 ribu

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.