Sukses

Mentan Ingin Negara Tetangga Bergantung ke RI soal Pangan

Selama ini wilayah perbatasan Indonesia selalu dibanjiri produk-produk pertanian ilegal.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah mengembangkan sektor pertanian di wilayah perbatasan Indonesia. Dengan pengembangan sektor pertanian ini, diharapkan Indonesia bisa jadi negara pengekspor produk pertanian ke negara tetangga.
 
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, selama ini wilayah perbatasan Indonesia selalu dibanjiri produk-produk pertanian ilegal. Produk-produk tersebut masuk dengan cara diselundupkan melalui jalur-jalur tikus.‎
 
‎"Di perbatasan, beras selundup, bawang selundupan, semua selundupan. Saya katakan buka selebar-lebarnya jalur tikus. ‎Lalu kami kirim traktor, saat ini ada 3.000-4.000 hektare (lahan diperbatasan untuk pertanian)," ujar dia di Balai Kartini, Jakarta, Senin (10/4/2017).
 

Namun sekarang, kata dia, wilayah-wilayah perbatasan ini didorong untuk mampu memproduksi pangan untuk kebutuhan sendiri, bahkan hingga bisa diekspor ke negara tetangga.
 
"Perbatasan Singapura dan Kepulauan Riau, dulu enggak pernah kenal (panen) padi, enggak kenal (panen) bawang. Tapi sekarang kami diundang buat panen lagi. Dulu ada selundupan dari Singapura ke Indonesia, bawang, sayur, beras. Singapura enggak punya sawah kok ada selundupan dari sana. Karena kita enggak produksi. Indonesia ini negara besar, maka kita bangun di perbatasan. Ini hasilnya," ungkap Mentan.
 
Bahkan Amran menargetkan, ke depan, setiap wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain harus bisa mengekspor produk pertaniannya ‎ke negara tetangga.
 
Dengan demikian, negara-negara tetangga Indonesia akan mengantungkan pasokan pangannya dari Indonesia.
 
"Kita upayakan seluruh perbatasan. Kepulauan Riau selesaikan Singapura, Entikong selesaikan Malaysia; Belo ke Malaka; Kabupaten NTT ke Timor Leste; Filipina dari Maluku. Papua ke Papua Nugini. Ada 10 negara yang kami targetkan dapat bergantung pada daerah perbatasan di Indonesia," tandas dia.
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.