Sukses

Teh Asal Indonesia Juga Laris di Negara Konflik

Produk teh Indonesia, terutama dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN), telah melanglang buana hingga ke 40 negara.

Liputan6.com, Jakarta Produk teh Indonesia, terutama dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN), telah melanglang buana hingga ke 40 negara. Teh produksi dalam negeri sejak dulu terkenal di seantero dunia, dari Selandia Baru sampai ke negara konflik, seperti Afghanistan, Iran, dan Irak.

Ketua Jakarta Tea Buyers Association, Farid Akbany, mengungkapkan teh Indonesia telah menembus pasar dunia. Karena kualitasnya, komoditas strategis dalam negeri ini tersohor ke penjuru dunia.

"Dari Selandia Baru sampai Rusia, Timur Tengah, hingga Benua Eropa, Afrika, dan Amerika. Juga masuk ke negara-negara berbahaya (konflik), seperti Afghanistan, Irak, dan Iran," ujarnya saat Jakarta Tea Auction di kantor PT KPB Nusantara, Jakarta, Rabu (4/1/2016).

Menurut Farid, ketenaran nama besar produk teh asal Indonesia didorong oleh event Jakarta Tea Auction yang sudah berlangsung sejak 1972 atau hampir setengah abad. "Jakarta Tea Auction telah membuka pasar teh Indonesia secara luas dan merupakan tolak ukur dari harga teh dunia," ujarnya.

Direktur Utama KPBN Nusantara, Iriana Ekasari, mengatakan ekspor produk teh produksi PTPN yang diperdagangkan melalui KPB Nusantara pada 2008 sebesar 70 persen kini tinggal sepertiganya. Kondisi ini terjadi karena penurunan daya saing teh Indonesia di pasar dunia serta pelemahan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor Indonesia, seperti Rusia, Pakistan, AS, Jerman, Eropa, Belanda, dan lainnya.

"Itulah dua penyebab utama kemunduran teh kita karena kita tidak pernah ada kegiatan pemasaran di luar negeri, tidak ada lagi kegiatan pengawasan, seperti Kenya yang membentuk badan khusus untuk pengawasan teh," ujar Iriana.

Namun demikian, kata dia, masih ada peluang bagi teh Indonesia bangkit dengan peningkatan kualitas, sehingga bisa kembali berkompetisi dengan teh dari negara lain. Potensi pasar Rusia, Pakistan, Amerika Serikat, Malaysia, dan negara lainnya, diakui Iriana, sangat besar.

"Kita sudah masuk atau ekspor ke 40 negara. Kita ingin mengembalikan atau memperkuat pasar yang dulu kita pernah berjaya. Kuncinya meningkatkan mutu kualitas teh," ia menegaskan.

Iriana menjelaskan, dari total target volume penjualan teh tahun ini sekitar 45 ribu ton, ekspor teh akan mencapai 24 ribu ton. Itu sudah termasuk target minimal tambahan penjualan 9 ribu ton, di mana 90 persen dari jumlah tersebut akan dilempar ke pasar ekspor.

"Kita ekspor teh dengan kualitas nomor 1 sehingga diharapkan bisa mencapai target nilai penjualan Rp 700 miliar atau tumbuh 35 persen," tuturnya.

Menurut Iriana, negara tujuan ekspor teh produk PTPN, yakni Malaysia dengan porsi 27 persen, Amerika Serikat 14 persen, Polandia 8 persen, Rusia 4 persen, Afghanistan 2 persen, Iran 1 persen, dan negara lainnya.

"Tadinya paling besar Rusia, tapi sekarang Malaysia dan AS karena lagi demam minum teh masyarakatnya sehingga konsumsi meningkat," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini