Sukses

Jadi Produsen Terbesar‎ ke-7 Dunia, Ekspor Teh RI Masih Minim

Nilai ekspor teh nasional sepanjang 2015 sebesar US$ 128,4 juta dengan volume 62,70 juta ton.

Liputan6.com, Jakarta Teh merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia sejak zaman kolonial. Sayangnya, daya saing teh nasional terus merosot sehingga nilai maupun ekspor ke sejumlah negara mengalami penyusutan karena berbagai kendala.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Dody Edward saaat membuka Forum Ekspor 2016 mengungkapkan, kinerja perdagangan dunia pada periode 2016-2017 tengah dihadapkan dengan masa-masa sulit.

Tahun ini, Bank Dunia memperkirakan, perdagangan dunia hanya tumbuh 2,4 persen atau turun dari prediksi sebelumnya 2,9 persen di Januari 2016.

Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) pun menargetkan pertumbuhan 1,7 persen dari sebelumnya 2,8 persen.

‎"Kondisi ini berpengaruh terhadap kinerja ekspor teh Indonesia. Negara ini merupakan eksportir terbesar ke-7 di dunia, setelah China, India, Sri Lanka, Kenya," ujar Dody di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/11/2016).

Dody menyebut, nilai ekspor teh nasional sepanjang 2015 sebesar US$ 128,4 juta dengan volume 62,70 juta ton. Kinerja ekspor teh menurun pada Januari-September 2016 yang mencatatkan senilai US$ 86,32 juta. Sebelumnya di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 104,30 juta.

‎Indonesia memasok produk teh ke 10 negara tujuan utama, seperti Rusia, Malaysia, Pakistan, Australia, Jerman, China, Amerika Serikat (AS), Polandia, Taiwan, dan Inggris.

"Penurunan ekspor ini karena hasil produksi teh Indonesia masih dihadapkan beberapa kendala. Diantaranya masalah area pertanian teh, produk teh belum memenuhi standar yang diinginkan pasar, kapasitas idle mesin, belum modern, sampai harga masih rendah di tingkat petani sehingga berdampak ke tata niaga teh," terang Dody.

Menurutnya, ekspor teh nasional masih bergantung pada produk primer sehingga nilai tambah belum maksimal. Kontribusi ekspor hilir teh Indonesia, sambungnya, perlu ditingkatkan karena kontribusinya masih kecil sekitar 6 persen dari total ekspor nasional.

"‎Tapi diproyeksikan konsumsi teh akan tumbuh 3 persen per tahun sehingga perlu disikapi dengan upaya konkret, seperti program pembinaan ke petani dan eksportir teh supaya produk sesuai dengan permintaan pasar global. Promosi ditingkatkan, agar produk teh nasional dapat bersaing di pasar global," tutur Dody. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini