Sukses

Produsen Minuman Jerman Beli 100 Ton Kakao dari Flores dan Aceh

Produk kakao, teh, dan kopi Indonesia berhasil memikat para pembeli dari berbagai negara.

Liputan6.com, Jakarta Produk kakao, teh, dan kopi Indonesia berhasil memikat para pembeli dari berbagai negara. Salah satu order potensial datang dari produsen minuman asal Jerman, Koawach, yang berniat mengimpor 100 ton kakao organik varietas Trinitario dari Flores dan Aceh untuk dipasarkan di Jerman.

"Produk yang paling diminati adalah kakao organik, teh organik (teh hijau dan teh oolong), dan kopi (biji kopi hijau dan specialty)," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Arlinda menjelaskan, Koawach merupakan produsen bubuk minuman cokelat berenergi yang memasok ke lebih dari 200 toko dan kafe di Jerman serta menjual produknya secara online. Memulai usaha sejak 2014, Koawach dengan produk premiumnya menggunakan bahan baku 100 persen kakao natural dan mengusung fair trade.

Per tahun, Koawach membutuhkan kakao varietas Trinitario sebanyak 200 ton yang selama ini disuplai dari Kolombia. Kini Koawach tengah mencari alternatif untuk memasok 50 persen dari kebutuhannya.

Produksi kakao di dunia terdiri dari tiga varietas, yaitu Forestero, Trinitario, dan Creolo. Produk dengan skala terbesar dalam industri kakao adalah Forestero dengan porsi 85 persen dari total produksi dunia, Trinitario 13 persen dari total produksi kakao dunia, dan Creolo 3 persen dari total produksi kakao dunia.

"Indonesia mampu memproduksi dan memasok jenis kakao premium yang peredarannya sekitar 13 persen dari total produksi kakao dunia," kata dia.

‎Selain itu kakao, ujar Arlinda, produk organik yang memiliki sertifikat juga sangat diminati di Jerman seperti gula kelapa organik, bumbu organik, serta teh hijau dan teh hitam organik. Teh hijau dan teh hitam dalam bentuk tea bag cut meraih pesanan sejumlah 30 ton dari buyer Jerman untuk 2017.

“Sertifikasi organik penting untuk dimiliki sebab perusahaan yang bersertifikat organik memiliki peluang lebih besar untuk memasok produk ke Eropa. Buyer yang datang adalah buyer pasar ceruk yang mencari produk untuk dipasarkan di toko-toko premium, dengan harga di atas kebanyakan retailer," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.