Sukses

KCIC Masih Tunggu Pendanaan Proyek Kereta Jakarta Bandung

Direktur Utama KCIC Hanggoro Wirjawan menuturkan persetujuan pendanaan masih proses.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menyatakan, ‎pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung belum bisa dilakukan karena masih proses terutama soal pendanaan.Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wirjawan ‎mengatakan, saat ini proses penyelesaian pendanaan dari pemberi pinjaman China Development Bank.‎"Masih berproses. Kami lengkapi semua prosedur secara manual saya belum bisa sampaikan bagaimana prosedurnya kapan itu belum. Izin sudah, persetujuan financial closing masih berproses," kata Hanggoro, saat menghadiri pameran transportasi dan infrastruktur, di gedung Smesco Convention Center, Jakarta, Rabu (14/9/2016).Hanggoro menuturkan, meski pembangunan fisik belum bisa dilakukan, saat ini pembebasan lahan sudah berjalan sebanyak 60 persen. Dengan begitu jika prosedur sudah selesai pembangunan bisa langsung dilaksanakan.

"Fisik yang berat belum,tapi tanah yang sudah bebas kita siapkan. Tanah 60 persen di sepanjang jalan tol," ujar Anggoro.Anggoro melanjutkan, pihaknya akan menambah waktu pengerjaan menjadi tiga shift sehingga pengerjaan dilakukan 24 jam. Langkah ini dilakukan untuk mengejar penyelesaian  pembangunan agar sesuai target waktu yang ditetapkan pada 2019. "Kita memang punya target tapi kita tentunya harus buat action program yang lebih ketat lagi. Kerja 24 jam sehari," tutur Anggoro.Sebelumnya Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) optimistis pembangunan kereta api cepat Jakarta - Bandung akan selesai dalam dua tahun. Pihak Tiongkok meminta pemerintah Indonesia mendukung penuh pembangunan tersebut agar selesai tepat waktu."Sampai sekarang kami yakin bisa menyelesaikan kereta cepat Jakarta-Bandung pada 2019," kata Profesor Zhao Gotang, Deputy Chief Engineer China Railway Corporation dalam diskusi di kantor Kemenlu RRT di Beijing, Senin 12 September 2016.Zhao mengatakan, pemerintah Tiongkok mendukung penuh pembangunan kereta api cepat dengan langsung mendatangkan ahlinya yang sukses membangun jalur Beijing-Tianjin sepanjang 130 km. Dalam proyek kerja sama kereta api cepat yang pembangunannya ada di bawah naungan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), Zhao memegang posisi sebagai Chief Engineer.PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) adalah perusahaan patungan empat BUMN Indonesia yang terdiri dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Wijaya Karya (Wika), PTPN VIII, dan PT Jasa Marga. Keempat perusahaan BUMN ini tergabung dalam  PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia. Sementara Tiongkok diwakili oleh China Railways.Kerja sama business to business (B to B) ini dengan porsi saham 60 persen Indonesia dan 40 persen Tiongkok. Salah satu yang akan mendukung pendanaan proyek kereta cepat ini adalah China Development Bank (CDB). (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.