Sukses

Daging Kerbau India Jadi Alternatif bagi Masyarakat RI

Pengusaha minta pemerintah serius kembangkan peternakan kerbau di Indonesia bila daging kerbau disukai masyarakat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan membuka impor daging kerbau asal India sebesar 10 ribu ton. ‎Daging tersebut akan mulai masuk ke Indonesia pada akhir bulan ini hingga Agustus 2016.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan masuknya daging kerbau ini akan menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat selain daging sapi. Menurut dia, hal tersebut tidak menjadi masalah selama daging ini sehat dan halal.

"Saya kira selama itu halal dan bisa dimakan itu alternatif buat konsumen. Itu pilihan buat konsumen apakah mereka mau makan daging kerbau atau sapi. Yang penting harus jujur itu daging apa. Pemerintah harus jaga itu. Saya kira selama itu layak dikonsumsi dan tidak dilarang, tidak ada masalah," ujar dia di Jakarta, Kamis (14/7/2016).

Tutum menyatakan, jika daging kerbau ini nanti disukai oleh masyarakat, maka pemerintah harus secara serius mengembangkan peternakan kerbau di Indonesia. Hal ini agar nasib daging kerbau tidak sama seperti sapi yang harus terus diimpor.

"Kerbau di Indonesia ini juga banyak sebetulnya. Kalau masyarakat suka, kenapa nggak dikembangkan? Ini alternatif. Saya rasa juga bukan cuma kerbau, kalau daging sapi mahal ada ikan atau ayam. Ayam masih murah kok‎‎," kata dia.

Tutum juga mengatakan, pengusaha ritel juga siap mendukung pemerintah untuk menjual daging kerbau ini sebagai langkah untuk menekan harga daging. Namun demikian menurut dia tidak semua outlet ritel bisa menjual jenis daging tersebut. Keputusan ini akan dikembalikan pada masing-masing pengelola ritel.

"Mungkin dikembalikan kelas supermarket yang jual produk fresh juga ada beberapa kriteria. Dikembalikan ke masing-masing anggota. Tidak bisa disamaratakan karena ada supermarket yang jual daging grade demikian, ada yang lain. Kami akan lihat dulu outlet yang bisa. Kita tidak bisa paksakan semua. Kalau pemerintah minta bantuan, kita akan turuti," ujar dia. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.