Sukses

Proyek Jaringan Pipa Pertamina Bikin Perusahaan Tangki Bangkrut

Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai penyaluran BBM lewat pipa juga membutuhkan pengamanan ketat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mempertanyakan pentingnya proyek infrastruktur pipa BBM PT Pertamina (Persero). Dia mengatakan, proyek tersebut tidak banyak memberi keuntungan tapi sebaliknya.

Rizal menerangkan selama ini penyaluran BBM dilakukan lewat tangki-tangki minyak tidak melalui pipa."Pertamina mengusulkan bangun jaringan pipa BBM di seluruh Jawa. Kami tanyakan Dirut Pertamina pada waktu  apa urgensinya bangun jaringan pipa BBM? Karena selama ini distribusi sudah dilakukan jaringan perusahaan tangki-tangki itu dan kedua lewat laut. Nanti kalau kita bangun jaringan pipa BBM ya bangkrut itu tangki-tangkinya," kata dia di Jakarta, Jumat (11/9/2015).

Persoalan lain ialah masalah keamanan. Dia mengatakan penyaluran BBM lewat pipa membutuhkan pengamanan yang sangat ketat karena berbahaya.

"Kedua dari pertimbangan keamanan. Pipa BBM  itu kalau keamanannya tidak ketat bahaya sekali. Maka negara-negara yang menyalurkan BBM lewat pipa, pipanya itu dijaga oleh militer. Setiap berapa kilometer diawasi. Oleh karena itu kami anggap proyek ini tidak ada urgensinya," ujar Rizal.

Rizal menuturkan, pengembangan jaringan pipa gas lebih baik ketimbang mengembangkan pipa BBM. Dia bilang, gas merupakan bahan bakar dengan ketersediaan yang cukup panjang sampai 70 tahun.

"Kalau disalurkan lewat pipa maka akan ada city gas. Tidak disalurkan lewat botol-botol lagi, tabung-tabung. Rakyat bisa kayak di luar negeri. Di dapurnya tinggal buka pipa gas. Dan industri bisa pakai gas," tutur Rizal.

Ada banyak manfaat pengembangan pipa gas. Pertama lebih bagus kualitas karena ramah lingkungan Kedua, lebih aman penggunaannya. Ketiga menghemat devisa karena tak perlu impor."Menurut kami ini lebih strategis ketimbang menghabiskan uang buat jaringan pipa yang mubazir," ujar dia. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini