Sukses

Mendag Klaim Sukses Genjot Ekspor RI ke Swiss

Peningkatan ekspor perhiasan dan permata serta ekspor ke Swiss melonjak 30 kali lipat.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia periode Maret 2015 sebesar US$ 1,1 miliar dan US$ 2,4 miliar selama Januari-Maret ini. Pencapaian tersebut ditopang peningkatan ekspor perhiasan dan permata serta ekspor ke Swiss yang melonjak 30 kali lipat.

Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengungkapkan, beberapa produk ekspor non migas yang mendorong surplus neraca perdagangan di bulan ketiga ini, antara lain perhiasan dan permata dengan kenaikan 51,75 persen.

"Tujuan negaranya Swiss, Singapura, Taiwan, India dan Jepang. Lalu produk besi dan baja dikirik ke Taiwan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Brazil dan India," jelas dia saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Kamis (16/4/2015).

Sedangkan produk belerang dan produk mineral lain diekspor ke Singapura, Srilanka, Malaysia dan Vietnam. Serta produk kayu dan barang jadi dari kayu dengan nilai ekspor US$ 23,9 juta ke Irak, Suriah, Iran dan Polandia.

Lebih jauh Rachmat menambahkan, ekspor non migas sepanjang tiga bulan pertama ke beberapa negara mitra dagang pun terkerek naik. Dia menyebut, ekspor ke Taiwan naik 13,2 persen, ke Vietnam 11,8 persen, Arab Saudi 13,7 persen dan ke Swiss naik lebih dari 30 kali lipat.

"Naik 30 kali lipat menjadi US$ 485,4 juta di Januari-Maret 2015 dari periode yang sama sebelumnya tahun lalu hanya sebesar US$ 15 juta," ujarnya.

Peningkatan ekspor ke Swiss sampai 30 kali lipat diklaim Mendag Rachmat, berkat hasil negosiasi antara Kemendag dengan Mendag Swiss dalam pertemuan di Davos pada Januari lalu.

"Ketika saya datang ke Davos di Januari lalu, saya bilang ke Mendag Swiss supaya bisa membantu ekspor Indonesia. Hasilnya mereka mau buka pintu ekspor dan meningkat 30 kali lipat. Produk yang diekspor, minyak kelapa sawit, perhiasan dan permata serta lainnya," tegas dia.
 
Rachmat mengaku, Kemendag beripaya mengembangkan pasar tujuan ekspor di sisa waktu 9 bulan ini. Salah satu caranya bernegosiasi di bidang perdagangan dengan negara-negara ASEAN, Asia, misal di Forum Konferensi Asia Afrika dan World Economic Forum untuk menggenjot ekspor. (Fik/Ndw)
    

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.