Sukses

Petani Diimbau Tanam Jagung Hadapi Musim Kemarau

Para petani di Sulawesi Tengah diimbau untuk mengganti tanaman padi ke palawija untuk mengantisipasi kekeringan.

Liputan6.com, Jakarta - Musim kemarau yang berdampak terhadap lahan pertanian, khususnya padi di sejumlah daerah di Sulawesi Tengah (Sulteng), memang sangat buruk bagi para petani. Betapa tidak, karena kekeringan panen hasil tanaman mereka menjadi gagal. Otomatis, petani mengalami kerugian materi dan tenaga.

Untuk mengantisipasi adanya kegagalan panen itu, sejumlah petani padi yang ada di 13 kabupaten dan satu kota di Sulteng, diimbau agar mengganti tanaman padi di lahan pertanian mereka ke palawija.

"Imbauan itu untuk menghadapi kemarau yang sedang terjadi saat ini dan tahun mendatang. Kenapa ke palawija, karena palawija lebih tahan dengan kekeringan dan kurangnya asupan air saat ditanam," kata Kepala Dinas Pertanian Sulteng, Trie Iriany Lamakampali, di Palu, Jumat (17/10/2014).

Menurut Trie, ada beberapa tanaman palawija yang bisa diambil oleh petani untuk ditanam pada lahan mereka saat kemarau. Namun, salah satu tanaman yang paling cocok, yakni jagung.

"Jagung saat ditanam tidak membutuhkan lebih banyak air. Sehingga kalau kemarau seperti saat ini bisa tetap dipanen oleh petani," ungkapnya.

Tanaman jagung memang sangat cocok sebagai pengganti saat musim kemarau. Apa lagi jagung juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi di pasaran. Terlebih lagi, tanaman jagung tidak terlalu membutuhkan tenaga lebih dari petani yang menanamnya untuk memberikan asupan air.

"Jagung itu nilai ekonomisnya cukup bagus. Mulai dari biji sampai batang pohonnya juga bisa dimanfaatkan. Jadi tidak ada salahnya jika kemarau melanda petani yang tadinya menanam padi beralih menanam jagung," jelasnya.

Namun, tambah Trie, jika masih ada beberapa petani yang bandel dan tidak mendengarkan imbauan untuk beralih ke tanaman jagung, pihaknya tidak akan mempersoalkan.

"Yang terpenting kami sudah memberikan imbauan, kalau masih ada petani yang tidak mendengarkan harus menangung risiko sendiri. Risikonya pasti menanggung kerugian karena tanaman padi mereka gagal panen akibat kekeringan," pungkasnya. (Dio Pratama/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini