Sederet Upaya Kemendag Dongkrak Pasar Eskpor Produk Perkebunan

Kemendag bersama dengan Business and Export Development Organization (BEDO) meluncurkan program New Export Breakthrough (NEXT), guna memberikan fasilitas kepada para pelaku usaha produk perkebunan Indonesia agar dapat masuk ke pasar ekspor

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Apr 2024, 13:46 WIB
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama dengan Business and Export Development Organization (BEDO) meluncurkan program New Export Breakthrough (NEXT), guna memberikan fasilitas kepada para pelaku usaha produk perkebunan Indonesia agar dapat masuk ke pasar ekspor melalui pembinaan secara intensif.

Direktur Jenderal Pengembangan Eskpor Nasional, Kemendag, Didi Sumedi mengatakan NEXT merupakan upaya kolaboratif pemerintah dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan ekspor produk perkebunan.

"Kami berharap, para peserta dapat memperoleh wawasan untuk mengatasi tantangan perdagangan global sehingga rencana bisnis mereka dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada," kata Didi dalan acara Kick Off Program New Export Breakthrough, Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Ia menjelaskan program ini didesain khusus bagi perusahaan perkebunan sebagai proyek rintisan. Nanti apabila berhasil, maka akan diadaptasi untuk produk-produk lainnya.

"Jika berhasil (NEXT) akan diadaptasi untuk produk-produk lainnya," imbuh Didi.

30 Perusahaan Terpilih

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag, Miftah Farid menerangkan program ini terdiri atas rangkaian kegiatan pendampingan ekspor secara daring dan tatap muka selama satu tahun untuk 30 perusahaan terpilih disektor perkebunan.

Nantinya, selama mengikuti NEXT, perusahaan terpilih akan mendapatkan pendampingan dari praktisi ekspor, peluang mengikuti pameran di dalam dan luar negeri, serta akses untuk bergabung dalam situs web InaExport Kemendag.

 

2 dari 2 halaman

Dimulai Persiapan Ekspor

Petugas beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga

Tak hanya itu, program ini juga menitikberatkan pada fase persiapan ekspor, antara lain, penguatan internal organisasi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk persiapan ekspor, pendampingan penyusunan strategi dan rencana ekspor, serta praktik bisnis dan negosiasi.

“Melalui NEXT, kami harap pelaku usaha perkebunan Indonesia dapat memperoleh pengetahuan untuk dapat mengekspor produk mereka ke pasar internasional dari para tenaga ahli yang terlibat. Sehingga, para pelaku usaha dapat meningkatkan omzet perusahaan mereka setelah mengikuti program ini,” ungkap Miftah.

Sementara itu, Ketua Yayasan BEDO, Jeff Kristianto menyampaikan kerja sama yang dijalin pemerintah, pihak swasta, dan lembaga swadaya dapat mempercepat target ekspor dan memaksimalkan pencapaian produk-produk perkebunan Indonesia di pasar global.

“Kerja bersama oleh pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga swadaya seperti ini akan mempercepat target ekspor Indonesia dan memastikan pencapaian yang lebih maksimal. Produk perkebunan Indonesia memiliki peluang yang sangat besar di pasar dunia dan perlu dimaksimalkan," tutup Jeff.

 

 

 

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya