Pengamatan Hilal di Gorontalo Terhalang Awan Tebal

Pengamatan hilal di Pantai Botubarani, Kabupaten Bone Bolango terhalang oleh awan.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 10 Mar 2024, 18:52 WIB
Tim hisab rukyat Kanwil Kemenag DKI Jakarta memantau hilal 1 Ramadan 1440 H menggunakan teleskop dari atap Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Minggu (5/5/2019). Pemantauan hilal dilakukan di 102 titik Rukyatul Hilal dari 34 provinsi di Indonesia denga motode rukyat. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

 

Liputan6.com, Gorontalo - Pengamatan hilal di Pantai Botubarani, Kabupaten Bone Bolango terhalang oleh awan. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Gorontalo Muflih Fattah.

"Memang kondisi pada saat ini, di daerah kita Provinsi Gorontalo akibat awan tebal sehingga tidak memungkinkan untuk bisa melibat secara langsung rukyatul hilal," ucap Muflih, Minggu (10/3/2024).

Hasil yang diperoleh pada hari ini tetap akan dikirimkan dan dilaporkan ke Kementerian Agama RI.

"Tetap akan kita laporkan ke pusat bahwa proses pemantauan hilal telah dilakukan dengan kondisi dan kriteria," katanya.

Muflih mengungkapkan, pada hari ini akan ada sidang isbat dari Pemerintah Pusat yang dihadiri oleh para astronom, para ahli juga organisasi masyarakat Islam dan DPR RI.

"Untuk itu kami akan mendengarkan ketentuan, apakah pada malam ini kita akan salat Tarawih atau besok malam," ujar dia.

Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gorontalo melakukan pengamatan hilal 1 Ramadhan dengan menggunakan teropong di tepi pantai Desa Botubarani.

Kepala Stasiun Geofisika Gorontalo Andri Wijaya Bidang di Botubarani mengatakan pengamatan hilal dilakukan di tempat itu karena pertimbangan jarak pandang atau visibilitas.

Untuk pemantauan hilal di daerah itu, kata Andri, dilakukan pada waktu matahari terbenam yaitu sekitar pukul 18:00 lewat 56 detik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya