PPNS DJP Jaksel II Serahkan Tersangka Pidana Pajak ke Kejari, Rugikan Negara Nyaris Rp 1 Miliar

PPNS DJP Jaksel II menyerahkan tersangka GW beserta barang bukti ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

oleh Septian Deny diperbarui 17 Jan 2024, 20:50 WIB
Ilustrasi Pajak. PPNS DJP Jaksel II menyerahkan tersangka GW beserta barang bukti ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jakarta Selatan II menyerahkan tersangka GW beserta barang bukti ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan di Jl. Tanjung No.1, RT.1/RW.2, Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan. Berkas perkara dan barang bukti telah diteliti langsung oleh Jaksa dari Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Tersangka GW diduga dengan sengaja tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut dan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, yang dilakukan melalui PT DPI dalam kurun waktu Juni 2017 sampai dengan September 2017 dan Februari 2018 sampai dengan Desember 2018.

"Perbuatan tersangka GW menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dari sektor pajak sebesar Rp912.559.443,00," dikutip dari keterangan tertulis DJP, Rabu (17/1/2024).

Terhadap tersangka GW, berdasarkan fakta dan analisa yuridis tersebut di atas diduga kuat telah melakukan tindak pidana yang dapat dipersangkakan pasal 39 ayat (1) huruf c dan/atau huruf i Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan Jo Pasal 64 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Penegakan hukum di bidang perpajakan sesuai ketentuan perundang undangan merupakan upaya hukum terakhir (ultimum remedium). Sehingga dalam prosesnya tersangka sudah diberi kesempatan untuk menempuh upaya hukum administratif dengan membayar kekurangan pokok pajak beserta sanksi administrasi sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Namun karena yang bersangkutan tidak memenuhinya, maka proses penegakan hukum harus dijalankan.

 

2 dari 2 halaman

Reformasi Perpajakan

Ilustrasi pajak (Istimewa)

Untuk itu diharapkan dukungan dari semua semua pemangku kepentingan agar proses reformasi perpajakan termasuk dalam aspek penegakan hukum di bidang perpajakan dapat berjalan lebih baik.

Direktorat Jenderal Pajak berharap dengan konsistennya pelaksanaan proses penegakan hukum di bidang perpajakan ini akan menimbulkan efek jera dan berdampak pada meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakat memenuhi kewajiban perpajakannya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya