Ganjar Janji Hidupkan Kembali Bekraf Apabila Terpilih Jadi Presiden

Menurut Ganjar Pranowo tidak ada masalah apabila Bekraf kembali terpisah dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Jan 2024, 08:57 WIB
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo saat beradu gagasan dalam debat ketiga Capres Pemilu tahun 2024 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/1/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjanjikan, membentuk kembali Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjadi lembaga pemerintah non-kementerian, apabila terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2024.

Ganjar mengaku telah mendengar aspirasi dari para pelaku ekonomi kreatif, yang meminta agar Bekraf ada kembali seperti dulu.

"Ini juga masukan dari banyak pihak agar dihidupkan kembali Badan Ekonomi Kreatif. Saya kira kalau itu menjadi sebuah masukan, dan menurut para pelaku itu penting, ya kita hidupkan lagi," kata Ganjar di Jakarta, Senin malam 8 Januari 2024.

Menurut dia, tidak ada masalah apabila Bekraf kembali terpisah dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Ganjar menyebut Bekraf dapat menjadi pendorong pertumbuhan dan menjadi penghasil kekuatan ekonomi Indonesia.

"Ada mahasiswa tadi yang kuliah di Korea Selatan, dia menunjukkan bahwa ini bisa menghasilkan kekuatan ekonomi yang dahsyat dan saya juga sangat percaya itu," ujar Ganjar.

2 dari 3 halaman

Ganjar: Saya Tidak Serang Personal, Saya Menyerang Program Saat Debat

Foto kombinasi Capres nomor urut 01 Anies Baswedan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo saat beradu gagasan dalam debat ketiga Capres Pemilu tahun 2024 di Istora Senaya, Jakarta, Minggu (7/1/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai, debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar 7 Januari 2024, tidak edukatif dan hanya saling menyerang personal. Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyatakan, dia hanya menanyakan dan menyerang program kerja bukan personal capres lain.

"Saya enggak menyerang personal, saya menyerang program," kata Ganjar, Senin malam (8/1/2024).

Ganjar juga menanggapi soal pernyataan bahwa data pertahanan tidak bisa dibuka seperti toko kelontong. Menanggapi hal tersebut, dia menyebutkan data pertahanan terbuka dan bisa diakses di situs Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) RI.

"Ada datanya di Kemenko Polhukam, terbuka itu di website. Ya seperti itu yang saya sampaikan," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, pada debat Minggu 7 Januari, dia hanya meminta Prabowo adu data, bukan meminta membuka semua data Kementerian Pertahanan (Kemhan).

"Saya butuh jawaban saja, kalau memang tidak bisa kan dia jawab 'tidak bisa dibuka, Pak'," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi Tegaskan Informasi Pertahanan Tidak Bisa Semua Dibuka Seperti Toko Kelontong

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, capres nomor 1 Anies Baswedan, dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres ketiga yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2024) di Istora, Senayan, Jakarta. (Tangkapan Layar YouTube KPU RI)

 

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, informasi pertahanan tidak semuanya bersifat terbuka untuk publik. Menurut dia, informasi pertahanan bukanlah toko kelontong. 

"Yang terkait dengan pertahanan, yang terkait dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan karena ini menyangkut strategi besar negara," tegas Jokowi saat ditanya awak media merespons debat calon presiden yang berlangsung kemarin malam, Minggu, 7 Januari 2024.  

"Tidak bisa semua dibuka kaya toko kelontong, tidak bisa," kata Jokowi. 

Jokowi ingin publik lebih cerdas usai menyaksikan debat calon presiden. Dia menilai, jika debat berjalan seperti semalam ke depannya akan banyak yang kecewa. 

"Saya kira (debat capres semalam) kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton. Saya kira akan banyak yang kecewa," jelas presiden. 

Jokowi berharap, agar tidak terjadi situasi yang sama seperti debat semalam, maka disarankan penyelenggara debat yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar mengevaluasi formatnya. 

"Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu sehingga hidup. Saling menyerang tidak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif personal," kata dia.

"Saya kira tidak baik (saling menyerang) dan tidak mengedukasi," Jokowi menandasi.

Infografis Jelang Pendaftaran Capres-Cawapres, Mahfud MD Diumumkan Jadi Cawapres Ganjar. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya