AS: Kami Dukung Sekutu dan Mitra Melawan Perilaku Intimidasi China

AS dan Australia menggelar pertemuan bilateral pada Jumat (28/7) dan Sabtu (29/7), yang dikabarkan bertujuan melawan pengaruh China yang dinilai semakin besar di kawasan Indo Pasifik.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Jul 2023, 07:34 WIB
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri), Perdana Menteri Australia Anthony Albanese (tengah), dan Menteri Pertahanan AS Llyod Austin di Brisbane, Jumat (28/7/2023). (Dok. Pat Hoelscher/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Canberra - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (Menhan AS) Llyod Austin mengatakan pada Jumat (28/7/2023), AS mendukung negara-negara yang memerangi perilaku intimidasi China. Hal tersebut disampaikannya saat di Australia dalam rangka pertemuan bilateral yang bertujuan melawan pengaruh China yang dinilai semakin besar di kawasan Indo Pasifik.

Austin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Kota Brisbane pada Kamis (27/7) malam dan pertemuan bilateral sendiri dijadwalkan berlangsung pada Jumat dan Sabtu (29/7). Fokusnya adalah kesepakatan penyediaan armada kapal selam bertenaga nuklir pabrikan AS bagi Australia.

Menhan AS menuturkan bahwa kedua negara berbagi keprihatinan tentang China yang melanggar hukum dan norma internasional.

"Kami telah melihat ancaman meresahkan China dari Laut China Timur ke Laut China Selatan hingga di Pasifik Barat Daya," ungkap Austin seperti dilansir AP. "Kami akan terus mendukung sekutu dan mitra kami saat mereka membela diri dari perilaku intimidasi."

China telah menempatkan serangkaian hambatan perdagangan resmi dan tidak resmi dalam beberapa tahun terakhir terhadap ekspor Australia termasuk batu bara, wine, barley, daging sapi, seafood, dan kayu. Hambatan diperkirakan merugikan eksportir Australia sebesar USD 15 miliar per tahun.

Hubungan beku Australia-China mencair sejak pergantian pemerintahan Australia pada pemilu tahun lalu dan ekspor dapat kembali dilakukan.

Di lain sisi, pakta keamanan AUKUS (akronim dari Australia, Inggris, dan AS) yang bertujuan menjaga kawasan Indo Pasifik tetap bebas dan terbuka, telah membawa hubungan bilateral antar negara ke level baru.

Di bawah kemitraan AUKUS, Australia akan membeli tiga kapal selam kelas Virginia dari AS dan membangun lima kapal selam baru melalui kerja sama dengan Inggris.

Terkait pembelian kapal selam, media Australia menyoroti surat yang diteken oleh lebih dari 20 Republikan AS yang memperingatkan bahwa tanpa rencana untuk meningkatkan produksi kapal selam maka kesepakatan tersebut akan melemahkan armada AS.

 

2 dari 2 halaman

Australia Optimistis Bakal Punya Kapal Selam Bertenaga Nuklir

PM Inggris Rishi Sunak, PM Australia Anthony Albanese, dan Presiden AS Joe Biden dalam konferensi pers mengumumkan kesepakatan pembangunan kapal selam bertenaga nuklir (SSN) di bawah pakta AUKUS. (Dok. Instagram/@potus)

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berkeyakinan bahwa AS akan tetap mengirimkan tiga kapal selam itu. Keyakinan itu didapatnya dari diskusi yang dilakukannya dengan Republikan AS dan Partai Demokrat AS pada awal Juli di sela KTT NATO di Lithuania.

"Yang mengejutkan saya adalah dukungan bulat mereka untuk AUKUS, dukungan bulat mereka untuk hubungan Australia-AS," tutur Albanese.

Menhan Australia Richard Marles pun setuju bahwa isu kapal selam akan berjalan sesuai rencana.

"Pada dasarnya, kami telah mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Joe Biden tentang bagaimana Australia memperoleh kemampuan kapal selam bertenaga nuklir dan kami melanjutkan jalur itu dengan cepat," ujarnya.

Menhan Marles mengakui adanya tekanan pada basis industri AS, namun dia menegaskan bahwa Australia akan berkontribusi pada produksi kapal selam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya