Hampir 3 Bulan, Longsor di Jalur KA Bogor-Sukabumi Belum Diperbaiki

Plt Kepala Balai Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat, David Sujito angkat bicara terkait jalur longsor KAI itu belum dilakukan perbaikan.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 01 Jun 2023, 18:32 WIB
Longsor di jalur ganda atau double track kereta api (KA) Bogor-Sukabumi KM 2+6/7, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, belum diperbaiki. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Longsor di jalur ganda atau double track kereta api (KA) Bogor-Sukabumi KM 2+6/7, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, belum diperbaiki.

Pantauan di lokasi, sekitar area tebing yang longsor pada 14 Maret 2023 silam, masih ditutup seng warna putih. Rel kereta pada jalur hulu pun sampai saat ini terlihat masih menggantung.

Plt Kepala Balai Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat, David Sujito mengatakan perbaikan dan rekonstruksi jalur rel KA antara Paledang-Batutulis lintas Bogor-Sukabumi tepat di KM 2+6/7, masih menunggu Detail Engineering Design (DED) dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan.

"Berdasarkan informasi yang kami terima dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian, bahwa DED yang dimaksud belum dilaksanakan," kata David Sujito, Kamis (1/6/2023).

Namun demikian, pihaknya telah menyiapkan alternatif penanganan longsoran dengan skema pengadaan khusus (darurat) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengingat kejadian tersebut sudah ditetapkan sebagai darurat bencana oleh Wali Kota Bogor Bima Arya.

"Sekitar area longsoran telah disterilkan dengan ditutup pagar seng," ucap David.

Diketahui, tebing di jalur ganda atau double track Kereta Api double track Bogor-Sukabumi tepat di Kampung Sirnasari, Kelurahan Empang, Kota Bogor, longsor pada 14 Maret 2023 malam.

Material longsoran menimpa lima unit rumah dan enam orang meninggal dunia akibat tertimbun.

Adapun korban meninggal dunia yakni Mustopa (38), Al Fandy (2), Cucum Sumiati (50), Azzam Azka Wahyudin (5), Yuli Sumiati (65) dan M. Yusuf (8 bulan).

Longsor mengakibatkan rel di jalur hulu menggantung sepanjang 25 meter. Sementara jalur hilir terancam mengalami kondisi serupa bila terjadi longsor susulan. Dampak kejadian ini membuat perjalanan KA Pangrango Bogor-Sukabumi sempat terganggu.

 

2 dari 2 halaman

243 Titik Longsor

PT Kereta Api Indonesia (Persero) meningkatkan kewaspadaan menghadapi curah hujan yang semakin meningkat. Berbagai langkah antisipatif KAI lakukan untuk meminimalisasi gangguan terhadap perjalanan kereta api seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.

Upaya antisipasi yang KAI lakukan di antaranya dengan menyiagakan petugas khusus di titik-titik rawan. Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah rawan bencana.

“Memasuki musim hujan ini, kami berkomitmen untuk terus bersiaga dan melakukan perbaikan jalur agar perjalanan kereta api di seluruh area kerja KAI senantiasa lancar dan selamat,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, Rabu (10/11/2021).

Para petugas juga dapat langsung melakukan tindakan jika terjadi masalah pada jalur rawan tersebut. Selain menyiagakan petugas khusus, KAI juga telah menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di berbagai stasiun yang berdekatan dengan daerah rawan.

AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir dalam kantong karung, bantalan rel, perancah dari besi untuk penahan pondasi jalur, dan lainnya.

Sejumlah peralatan ringan hingga alat berat seperti Multi Tie Tamper (MTT) juga disiagakan untuk merawat kondisi jalur rel agar tetap laik dilintasi kereta api.

KAI memetakan, pada 2021 terdapat 243 titik rawan dengan rincian 92 titik rawan banjir, 85 titik rawan longsor, dan 66 titik rawan amblas yang tersebar di Jawa dan Sumatera.

Jumlah titik rawan ini berkurang 30 persen jika dibanding dengan pada tahun 2020 yaitu sebanyak 345 titik rawan.

Begini jalur kereta api di seluruh Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya