AS ke Erdogan: Sudah Waktunya Swedia Gabung NATO dan Turki Dapat Jet Tempur F-16 Baru

Erdogan, yang baru saja terpilih dalam Pilpres Turki 2023, menuduh Swedia terlalu lunak terhadap kelompok yang dicap Turki sebagai teroris.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Mei 2023, 17:17 WIB
Ilustrasi bendera NATO (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Stockholm - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada Selasa (30/5/2023), waktunya sekarang bagi Turki untuk menghilangkan sikap keberatannya atas upaya Swedia bergabung dengan NATO. Blinken seolah mengajukan barter karena pada saat bersamaan dia mengungkapkan bahwa sudah saatnya pula Turki diberikan jet tempur F-16 yang sudah di-upgrade sesegera mungkin.

Blinken bersikeras bahwa kedua isu tersebut tidak saling terkait. Namun, dia menekankan bahwa kesepakatan keduanya akan secara dramatis memperkuat keamanan Eropa.

"Keduanya penting, menurut penilaian kami, bagi keamanan Eropa," kata Blinken kepada wartawan dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson di Kota Lulea, Swedia, seperti dilansir AP, Rabu (31/5/2023). "Kami percaya bahwa keduanya harus maju secepat mungkin; artinya aksesi Swedia dan paket F-16 secara lebih luas. Kami percaya waktunya sekarang."

Dia menolak memprediksi kapan Turki dan Hongaria, satu-satunya anggota NATO lainnya yang belum meratifikasi keanggotaan Swedia, akan memberikan persetujuan mereka.

Namun, kata Blinken, "Kami tidak ragu bahwa itu bisa, seharusnya, dan kami berharap itu akan diselesaikan pada saat para pemimpin aliansi bertemu di Vilnius, Lithuania, pada Juli saat KTT tahunan."

Meski dibantah Blinken, namun Presiden Joe Biden sendiri secara implisit mengaitkan keduanya dalam panggilan teleponnya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (29/5/2023).

"Saya berbicara dengan Erdogan dan dia masih ingin mengupayakan sesuatu terkait F-16. Saya mengatakan kepadanya bahwa kami menginginkan kesepakatan atas Swedia. Jadi, mari kita selesaikan itu," ujar Biden.

2 dari 2 halaman

Erdogan Nilai Swedia Terlalu Lunak terhadap Kelompok yang Dicap Turki Teror

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Source: AP Photo/Burhan Ozbilici)

Presiden Erdogan, yang baru saja terpilih dalam Pilpres Turki 2023, menuduh Swedia terlalu lunak terhadap kelompok yang dicap Turki sebagai teroris dan serangkaian protes pembakaran Al Qur'an di Stockholm membuat kebijakan keras Erdogan terkait Swedia semakin populer.

PM Kristersson mengaku, kedua belah pihak telah melakukan kontak sejak Pilpres Turki putaran kedua pada Minggu (28/5) dan tidak menyuarakan keraguan soal manfaat yang akan dibawa Swedia ke NATO.

Menlu Blinken berada di Swedia untuk menghadiri pertemuan Dewan Perdagangan dan Teknologi AS-Uni Eropa. Dia dijadwalkan melakukan perjalanan ke Oslo, Norwegia, pada Rabu untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri NATO, sebelum beranjak ke Finlandia, yang merupakan anggota baru NATO pada Jumat (2/6).

"Tidak ada jaminan, tetapi sangat mungkin untuk mencapai solusi dan memungkinkan keputusan tentang keanggotaan penuh Swedia di KTT Vilnius," ujar Sekjen NATO Jens Stoltenberg.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya