Korea Utara Uji Coba Senjata Nuklir Bawah Laut, Klaim Bisa Ciptakan Tsunami Radioaktif

Korea Utara mengklaim senjata itu telah dikembangkan sejak tahun 2012 dan telah menjalani lebih dari 50 tes dalam dua tahun terakhir.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Mar 2023, 10:42 WIB
Seorang wanita berjalan melewati televisi yang menayangkan siaran berita dengan file rekaman uji coba rudal Korea Utara, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Minggu 19 Maret 2023. (Anthony WALLACE/AFP)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara pada Jumat (24/3/2023) mengklaim telah melakukan uji coba drone bawah air yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan dapat menciptakan "tsunami radioaktif".

Laporan kantor berita Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA) menyebutkan bahwa drone yang disebut "Kapal Serang Nuklir Bawah Air Tak Berawak Haeil" berlayar di perairan lepas pantai timur negara itu pada 21-23 Maret selama lebih dari 59 jam sebelum hulu ledak diledakkan pada Kamis (23/3) sore.

"Misi strategis senjata nuklir bawah laut adalah menyusup secara diam-diam ke dalam perairan operasional dan membuat tsunami radioaktif berskala super melalui ledakan bawah air untuk menghancurkan kelompok penyerang angkatan laut dan pelabuhan operasional utama musuh,” kata laporan KCNA seperti dilansir CNN.

Laporan KCNA mengklaim, senjata itu telah dikembangkan sejak tahun 2012 dan telah menjalani lebih dari 50 tes dalam dua tahun terakhir.

"Uji coba pekan ini memverifikasi keandalan dan keamanannya serta sepenuhnya mengonfirmasi kemampuan serangan mematikannya," ungkap KCNA, menambahkan drone dapat dikerahkan dari pelabuhan manapun atau ditarik oleh kapal permukaan untuk memulai operasinya.

Analis meragukan klaim Korea Utara.

"Klaim terbaru Pyongyang memiliki drone bawah air berkemampuan nuklir harus ditanggapi dengan skeptis karena Korea Utara tidak memberikan bukti," kata profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul Leif-Eric Easley.

Pakar kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace Ankit Panda merespons klaim Korea Utara dengan mengatakan, "Saya cenderung menganggap serius Korea Utara, tetapi tidak dapat menyampingkan kemungkinan bahwa ini adalah upaya penipuan/psyop."

"Akan keliru untuk mengalokasikan fizmat (bahan fisil) yang terbatas untuk hulu ledak dalam hal ini," tambah Panda.

Psyop adalah upaya sistematis dan scientific untuk memenangkan hati dan pemikiran sebuah populasi yang menjadi sasaran.

2 dari 2 halaman

Korut: Pengembangan Senjata Nuklir Pyongyang Diperlukan

Tentara Angkatan Darat Amerika Serikat mengikuti latihan militer dekat perbatasan dengan Korea Utara di lapangan latihan di Paju, Korea Selatan, Jumat (17/3/2023). (AP Photo/Ahn Young-joon)

Klaim uji drone bawah air Korea Utara datang pada saat yang sama Pyongyang mengatakan, meluncurkan rudal jelajah berkemampuan nuklir minggu ini.

KCNA melaporkan, empat dari rudal subsonik menghantam sasaran di Laut Timur, juga dikenal sebagai Laut Jepang, setelah terbang dengan pola oval dan angka 8 sejauh 1.500 dan 1.800 kilometer pada Rabu (22/3).

Laporan KCNA mengungkapkan bahwa pengembangan senjata nuklir Pyongyang diperlukan untuk melawan provokasi militer sembrono yang meningkat oleh AS dan otoritas Korea Selatan.

Pasukan Amerika Serikat dan Korea Selatan baru saja selesai mengadakan latihan perang terbesar mereka selama 11 hari di bagian selatan Semenanjung Korea. Selama itu pula, Korea Utara telah menguji berbagai rudal, termasuk uji coba rudal balistik antarbenua minggu lalu.

Analis mengatakan bahwa melalui berbagai uji cobanya, Pyongyang menyampaikan pesan ke AS dan sekutunya.

"Tes ICBM Korea Utara adalah ancaman terselubung yang berpotensi menghancurkan kota-kota di Amerika,” kata Easley. "Penembakan misil jarak pendeknya baru-baru ini berupaya meningkatkan kredibilitas, komando, dan kendali unit senjata nuklir taktis... yang ditujukan ke Korea Selatan dan Jepang."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya