20 Kata-Kata Mutiara KH Hasyim Asy’ari, Petuah Bijak Penuh Makna di 1 Abad NU

Kata-kata mutiara bisa datang dari siapa saja, termasuk dari ulama Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari. Kata-kata yang berisi petuah bijak ini bisa memberikan inspirasi saat 1 abad NU kepada nahdliyin khususnya dan umumnya seluruh umat Islam di Indonesia.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 03 Feb 2023, 18:43 WIB
KH. Hasyim Asya'ri (Liputan6.com/pool/GerakanPramuka)

Liputan6.com, Jakarta - Kata-kata mutiara bisa datang dari siapa saja, termasuk dari ulama Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari. Kata-kata yang berisi petuah bijak ini bisa memberikan inspirasi saat 1 abad NU kepada nahdliyin khususnya dan umumnya seluruh umat Islam di Indonesia.

KH Hasyim Asy’ari adalah ulama yang sangat dihormati di Tanah Air. Mbah Hasyim, demikian disapa, telah banyak berkiprah untuk Ibu Pertiwi. Ia bukan saja sebagai tokoh pendiri NU, namun bisa disebut Bapak Umat Islam Indonesia.

Mbah Hasyim memiliki andil yang cukup besar dalam perjalanan Indonesia meraih kemerdekaannya. Melalui Resolusi Jihad yang dicetusnya, ia sukses membangkitkan semangat berjuang melawan penjajah.

Mbah Hasyim memang telah tiada. Namun, jasanya akan selalu dikenang sepanjang masa. Nasihat-nasihat yang penuh maknanya juga akan selalu diingat oleh warga NU dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini nasihat-nasihat Rais Akbar NU yang berisi kata-kata mutiara dan petuah bijak yang penuh makna. Kata-kata ini dapat menjadi nasihat yang dibagikan saat momentum 1 abad NU.

Semoga kata-kata Mbah Hasyim yang dikumpulkan dari berbagai sumber ini menjadi inspirasi semangat dalam menjalani hari.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Petuah-Petuah KH Hasyim Asy’ari

Pendiri NU sekaligus Rais Akbar, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari. (Foto: Istimewa via NU Online)

Kumpulan kata-kata mutiara KH Hasyim Asy’ari dapat disimak di bawah ini.

1. “Barangsiapa yang mau mengurus NU akan aku anggap sebagai santriku. Siapa yang menjadi santriku akan kudoakan khusnul khatimah beserta anak-cucunya.”

2. “Masuklah (NU) dengan penuh kecintaan, kasih sayang, rukun, bersatu, dan dengan ikatan jiwa raga.”

3. “Jangan jadikan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan. Karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat, dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja.”

4. “Bahwasanya Al-Qur’an dan Alhadist adalah pedoman dan rujukan bagi muslimin, hal itu benar adanya. Namun memahami Al-Qur’an dan Alhadist tanpa mempertimbangkan pendapat Para Ulama adalah sulit, atau bahkan tidak bisa.”

5. “Dakwah dengan cara memusuhi ibarat orang membangun kota, tetapi merobohkan istananya.”

6. “Jangan Jadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan. Karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat, dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja.”

7. “Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan.”

8. “Tak ada satu pun di dunia ini yang kekal. Maka, ukirlah cerita indah sebagai kenangan. Karena dunia memang sebuah cerita.”

9. “Mengagungkan atau menghormati masjid hukumnya wajib, sedangkan meremehkan atau menghinanya adalah haram.”

10. “Hendaknya segera mempergunakan masa muda dan umurnya untuk memperoleh ilmu, tanpa terpedaya oleh rayuan “menunda-nunda” dan “berangan-angan panjang”, sebab setiap detik yang terlewatkan dari umur tidak akan tergantikan.”

3 dari 3 halaman

Petuah-Petuah KH Hasyim Asy’ari

KH Hasyim Asy’ari (sumber: wikipedia)

11. “Seorang santri hendaknya membersihkan hatinya dari segala hal yang dapat mengotorinya seperti dendam, dengki, keyakinan yang sesat dan perangai yang buruk.”

12. “Menerima sandang pangan apa adanya sebab kesabaran akan ke-serba kekurangan hidup, akan mendatangkan ilmu yang luas, kefokusan hati dari angan-angan yang bermacam-macam dan hikmah hikmah yang terpancar dari sumbernya.”

13. Pandai membagi waktu dan memanfaatkan sisa umur yangpaling berharga itu.

14. “Makan dan minum sedikit. Kenyang hanya akan mencegah ibadah dan bikin badan berat untuk belajar.”

15. “Bersikap wara’ (mejauhi perkara yang syubhat ‘tidak jelas ‘ halal haramnya) dan berhati-hati dalam segala hal.”

16. “Meninggalkan pergaulan karena hal itu merupakan hal terpenting yang seyogyanya dilakukan pencari ilmu, terutama pergaulan dengan lain jenis dan ketika pergaulan lebih banyak-main-mainnya dan tidak mendewasakan pikiran.”

17. “Hendaknya memiliki niat yang baik dalam mencari ilmu, yaitu dengan bermaksud mendapatkan ridho Allah, mengamalkan ilmu, menghidupkan syariah Islam, menerangi hati dan mengindahkannya dan mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai berniat hanya ingin mendapatkan kepentingan duniawi seperti mendapatkan kepemimpinan, pangkat, dan harta atau menyombongkan diri di hadapan orang atau bahkan agar orang lain hormat.”

18. “Sesungguhnya perpecahan, pertikaian, saling menghina dan fanatik madzhab adalah musibah yang nyata dan kerugian yang besar.”

19. "Tatkala umurku habis tanpa karya dan pengetahuan (ilmu), lantas apa makna umurku ini?."

20. "Janganlah hal-hal sepele menyebabkan kalian bercerai-berai, bertengkar. dan bermusuhan."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya