Bursa Saham Asia Semringah Usai The Fed Beri Sinyal Perlambatan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Bursa saham Asia Pasifik masih lanjutkan penguatan pada awal sesi perdagangan Kamis, 24 November 2022 mengikuti wall street.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 24 Nov 2022, 08:52 WIB
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis, (24/11/2022) mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang menghijau. Hal ini seiring rilis risalah yang menunjukkan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Di sisi lain, Bank of Korea memilih kenaikan suku bunga lebih kecil sebesar 25 basis poin. Hal ini sesuai dengan harapan. Indeks Kospi naik 0,56 persen dan won Korea Selatan sedikit menguat terhadap dolar AS di posisi 1,338 setelah keputusan diumumkan.

Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,35 persen setelah saham di wall street menanjak setelah rilis risalah the Fed. Indeks Nikkei 225 bertambah 1,34 persen dan indeks Topix menanjak 1,29 persen.

Di sisi lain, laporan protes massal di pabrik pemasok iPhone China Foxconn menunjukkan tanda-tanda perbedaan pendapat yang jarang terjadi di Zhengzhou. Hal ini seiring China bergulat dengan pembatasan COVID-19 yang berkepanjangan.

Wall street juga menguat pada hari kedua di tengah harapan bank sentral melihat kemajuan dalam pengetatan untuk atasi inflasi yang lebih tinggi. Pasar di Amerika Serikat tutup pada Kamis, 24 November 2022 untuk libur Thanksgiving, dan akan tutup lebih awal pada Jumat pekan

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 23 November 2022

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 23 November 2022 setelah bursa saham Amerika Serikat atau wall street menguat. Bank sentral Selandia Baru menaikkan bunga acuan 75 basis poin, dan catat kenaikan terbesar suku bunga dalam sejarah bank sentral.

Indeks NZX 50 di Selandia Baru melemah 0,85 persen ke posisi 11.323,8. Indeks ASX 200 menguat 0,7 persen ke posisi 7.231,8 meski Gubernur Bank Sentral Australia Philip Lowe beri sinyal menaikkan suku bunga.

Indeks Korea Selatan Kospi naik 0,53 persen ke posisi 2.418,01. Indeks Kosdaq menguat 1,84 persen. Bursa saham Jepang libur.

Indeks Hang Seng menguat 0,81 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai bertambah 0,26 persen. Indeks Shenzhen melemah 0,44 persen.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 23 November 2022

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 23 November 2022 di tengah perdagangan yang bergejolak.

Sesi perdagangan wall street yang bergejolak seiring risalah pertemuan dari the Federal Reserve (the Fed) sedang mencari cara untuk menaikkan suku bunga lebih kecil dalam beberapa bulan ke depan karena inflasi mereda.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 95,96 poin atau 0,28 persen ke posisi 34.194,06. Indeks S&P 500 bertambah 0,59 persen ke posisi 4.027,26. Indeks Nasdaq meningkat 0,99 persen menjadi 11.285,32.

Saham Nordstrom turun 4,24 persen setelah perseroan menegaskan kembali panduan prospeknya. Namun, Nordstrom mengalahkan harapan laba dan penjualan dalam rilis kinerja terbarunya, menurut konsensus Refinitiv.

Di sisi lain, saham Tesla naik 7,82 persen setelah Citi meningkakan saham menjadi netral dari posisi jual. Saham Deere melonjak 5,03 persen.

Sementara itu, risalah dari pertemuan the Federal Reserve pada November 2022 mengisyaratkan bank sentral melihat kemajuan dalam melawan inflasi tinggi dan ingin memperlambat laju kenaikan suku bunga yang berarti lebih kecil hingga akhir 2022 dan 2023.

“Sebagian besar peserta menilai perlambatan laju kenaikan kemungkinan akan segera terjadi,” bunyi risalah tersebut.

 

 

4 dari 4 halaman

Data Ekonomi AS

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Dalam risalah disebutkan kelambatan dan besaran yang tidak pasti yang terkait dengan dampak tindakan kebijakan moneter pada aktivitas ekonomi dan inflasi adalah salah satu alasan yang dikutip mengenai mengapa penilaian semacam itu penting.

Sebelumnya pada November 2022, bank sentral menyetujui kenaikan suku bunga acuan 0,75 persen sebanyak empat kali berturut-turut yang membawa suku bunga ke level tertinggi sejak 2008. Sebagian besar ekonom memperkirakan kenaikan 0,5 persen pada Desember 2022.

“Apa yang benar-benar ditunjukkan adalah Anda memiliki pasar yang gelisah tentang satu hal dan hanya satu hal, dan itu adalah Federal Reserve dan pemikiran mereka tentang kebijakan moneter,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial Art Hogan.

Selain itu, data klaim pengangguran datang lebih tinggi dari yang diharapkan sebesar 240.000 untuk pekan yang berakhir 1 November 2022. Klaim pengangguran itu lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones 225 ribu. Namun, pada saat yang sama, pesanan barang tahan lama pada Oktober 2022 lebih kuat dari yang diperkirakan sebesar 1 persen, lebih tinggi dari perkiraan 0,5 persen.

Adapun pasar akan tutup pada perdagangan Kamis pekan ini untuk liburan Thanksgiving, dan akan tutup lebih awal pada Jumat, 25 November 2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya