Nasi Jangkrik, Kuliner Legendaris Kudus yang Isinya Berbeda Jauh dengan Namanya

Nasi jangkrik menjadi salah satu favorit kuliner Kudus.

oleh Tifani diperbarui 27 Okt 2022, 04:00 WIB
Ilustrasi nasi (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Kudus - Nasi jangkrik merupakan salah satu kuliner legendaris khas Kudus. Sebungkus nasi jangkrik berisi nasi dengan lauk daging kerbau atau kambing, tahu, serta guyuran kuah santan.

Kuliner ini memiliki cita rasa gurih dari siraman kuah santan. Daging yang digunakan juga tak alot, tak heran apabila nasi jangkrik menjadi salah satu favorit kuliner Kudus.

Dikutip dari jurnal berjudul " Makna Simbolis dan Filosofis Kuliner Tradisional pada Upacara Tradisi di Kudus (2018) oleh Siti Indrahti, dkk, awalnya nasi jangkrik disebut sego menoro, karena selalu dibagikan setelah acara keagamaan di Menara Kudus. Namun, kini banyak dijual saat malam hari, sehingga masyarakat Kudus menyebutnya nasi jangkrik.

Selain itu, nama nasi jangkrik juga diambil dari bawang goreng sebagai topping nasi ini. Bawang goreng yang berwarna cokelat disebut mirip dengan bulu jangkrik.

Daging kerbau dipilih karena teksturnya mirip daging sapi, meski lebih keras dan alot. Daging kerbau dipilih untuk menghormati umat agama Hindu di Kudus pada zaman dahulu.

Selain itu, daging kerbau harganya lebih murah, sehingga bisa diolah lebih banyak sebagai lauk nasi jangkrik. Untuk membuat dagingnya lebih empuk dan bumbunya menyerap, daging kerbau dimasak dengan banyak bumbu dan dalam waktu yang lama.

Daging kerbau dimasak empuk dengan bumbu yang meresap hingga keserat daging. Uniknya nasi ini dibungkus menggunakan daun jati yang diikat dengan anyaman jerami.

Nasi jangkrik dapat dengan mudah ditemukan di Kudus dan sekitarnya, terlebih pada malam hari. Sebungkus nasi jangkring dibanderol mulai dari Rp15.000 per porsi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya