Grup Boga Pengelola Pepper Lunch Bakal IPO?

Founder of Boga Group, David Soong mengatakan, ada kemungkinan pihaknya akan menggelar IPO ke depan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Okt 2022, 18:49 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Boga Group, salah satu grup perusahaan FnB (Food and Bevarage) di Indonesia yang menaungi sejumlah jaringan restoran berpotensi menjadi perusahaan terbuka dengan melakukan penawaran umum (initial public offering/IPO).

Founder grup Boga, David Soong mengatakan, ada kemungkinan pihaknya akan menggelar IPO ke depan.

"Ada kemungkinan, nanti kita eksplor kalau waktunya tepat," kata David kepada awak media usai acara ICON 2022-What’s Normal Now, di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

David juga menuturkan, pihaknya tidak ingin terburu-buru untuk melakukan IPO. Boga Group juga ingin memastikan kondisi bisnis fundamentalnya sehat.

"Boga Group ini enggak terburu-buru untuk IPO, kita mau make sure bisnis fundamentalnya sehat, profit marginnya sehat dan lain-lain," kata dia.

David juga menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan IPO pada tahun ini. 

"Jadi, safe to say not this year. Jadi untuk IPO plan belum ada kita masih push pandemic recovery nyiapin semua operasional Infrastuktur tim yang baru dan lain-lain, kita make sure brand yang last long, long time," kata David.

Sebelumnya, Boga Group merupakan salah satu grup perusahaan Food and Beverage di Indonesia yang menaungi beberapa jaringan restoran favorit seperti Pepper Lunch, Bakerzin, Shaburi, Kintan Buffet, Kimukatsu dan Boga Kitchen. Situasi pandemi tidak membuat mereka berhenti membuat kreasi maupun inovasi.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Hadirkan Merek Baru

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mereka bahkan kembali menghadirkan brand baru di tengah pandemi ini. Dengan visi yang inovatif, Boga Group selalu membawa konsep baru yang unik dan berkesan di setiap restorannya, termasuk untuk brand terbarunya, Sushi Kaiyo.

Mengusung konsep Izakaya yang family friendly atau ramah keluarga, Sushi Kaiyo akan mulai menyambut pelanggan pada Kamis, 16 Desember 2021 di Lippo Mall Puri.

“Kami melihat excitement masyarakat untuk bersantap mulai kembali dan kami ingin menghadirkan sebuah konsep restoran yang kreatif dan inovatif. Hadir dengan konsep Izakaya sebagai Japanese Dining dan Bar, Sushi Kaiyo akan menghadirkan berbagai ‘magical experience’ yang tidak terlupakan," ujar Pendiri & Presiden Direktur Boga Group, Kusnadi Rahardja.

“Alam kita ini memiliki kekayaan yang luar biasa. Bumi, Angin & Laut serta Api menjadi sumber inspirasi kami di Sushi Kaiyo. Mulai dari makanan & minuman sampai suasana interior, Anda akan menjumpai banyak kejutan yang berkesan yang terinspirasi dari elemen-elemen tersebut.”

Untuk menghadirkan makanan dan minuman yang lezat khas Jepang, Boga Group mendatangkan langsung chef Jepang, Maeda Noritoshi. Aneka sushi dan sashimi segar yang terinspirasi dari bumi, angin dan laut akan hadir secara kreatif dalam berbagai menu andalan Sushi Kaiyo.

3 dari 4 halaman

44 Emiten Baru Raup Dana Rp 21,8 Triliun Melalui IPO

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

4 dari 4 halaman

Sektor Saham

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya