Konsumsi Kopi Melonjak 50 Persen, Pelaku Usaha Bidik Peluang Bisnis

Konsumsi kopi di Indonesia meningkat pesat hingga 50 persen sejak 3-4 tahun terakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2022, 17:15 WIB
Aktivitas peekrja di salah satu gerai kopi di Jakarta, Jumat (19/11/2021). Data Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) mencatat ekspor kopi secara Nasional sepanjang Januari-Juli 2021 mencapai 294.243 ton atau naik 2,63% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Liputan6.com/Angga Yuniar

Liputan6.com, Jakarta Konsumsi kopi di Indonesia meningkat pesat hingga 50 persen sejak 3-4 tahun terakhir. Menurut Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) dan Speciality Coffee Association (SCA), kenaikan penjualan kopi ini berasal dari take away atau melalui platform online.

Berkaca dari hal tersebut, GrabKitchen dan Excelso Coffee berkolaborasi untuk hadirkan brand baru, WonderBrew, yang menggunakan teknik seduh dingin (cold brew) untuk menghasilkan sajian kopi dengan berbagai kombinasi rasa.

WonderBrew hadir secara eksklusif di platform Grab untuk menyambut kaum milenial dan Gen-Z dengan sajian kopi yang beragam.

Kualitas biji kopi bercita rasa tinggi dari Excelso Coffee yang diseduh selama 24 jam tanpa menggunakan air panas ini bertujuan untuk menghasilkan rasa kopi yang lembut dan ramah di lambung, hal ini menjadi daya tarik yang dimiliki WonderBrew.

"WonderBrew hadir untuk menambah jajaran brand eksklusif yang hanya akan hadir di GrabKitchen dan YummyKitchen. Pilihan menu dan brand yang berkolaborasi ini mengajak konsumen untuk menjelajah rasa dalam satu kali pengiriman dari GrabKitchen," tutur Head of Marketing GrabFood, Grab Indonesia Hadi Surya Koe, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (25/6/2022).

WonderBrew menawarkan berbagai menu kreasi seperti Dark Mocha Latte, Coco Vocado Latte, dan Iced Osmanthus Sparkling Coffee. Menu lainnya yang sudah akrab di lidah seperti Cold/Hot Brew, Latte, Aren Latte, Salted Caramel Latte, Hazelnut Latte, dan Hojicha Latte juga akan hadir bersama deretan kopi lainnya.

Selain kopi, para penikmat teh juga akan dimanjakan oleh menu dari WonderTea seperti Blue Lemon Tea dan Strawberry Tea. Menu Classic Blue Milk dan Rose Milk Tea juga tidak ketinggalan untuk menyambut para pecinta susu. WonderSub juga menghadirkan pilihan sandwich dengan rasa kekinian seperti Mentai Chicken, Spicy Bulgogi, Buldak Chicken, dan Choco Cheese.

"Kolaborasi dengan GrabKitchen ini merupakan sebuah komitmen untuk terus berinovasi dalam menciptakan produk dan menjawab kebutuhan pasar, terutama pilihan cold brew yang saat ini banyak diminati konsumen," tutup Direktur Utama Excelso Coffee Kevin Mergonoto.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Curhat Pengusaha Kopi, Ekspor Merosot Akibat Pandemi

Aktivitas pekerja di salah satu gerai kopi di Jakarta, Jumat (19/11/2021). Data Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) mencatat ekspor kopi secara Nasional sepanjang Januari-Juli 2021 mencapai 294.243 ton atau naik 2,63% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Liputan6.com/Angga Yuniar

Sebelumnya, Pandemi Covid-19 menyerang seluruh dunia. Dampaknya tidak hanya kepada kesehatan namun juga merembet ke semua sektor.

Banyak kegiatan yang terpaksa diberhentikan demi mengurangi penyebaran virus ini, salah satunya kegiatan ekspor dan impor. Salah satu industri yang terdampak adalah ekspor kopi.

Sekjen Asosiasi Ekpor Kopi Indonesia (AEKI), Miftakhul Kirom mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 secara global juga mempengaruhi ekspor kopi Indonesia. Sebab, beberapa negara pengguna biji kopi Indonesia cenderung memilih untuk menggunakan stok yang sudah ada terlebih dahulu, baru kemudian mereka melakukan impor.

“Tahun 2020 di awal pandemi, di masa semua negara melakukan lockdown, membuat ekspor kopi mengalami penurunan. Negara-negara tidak menerima impor kopi dan lebih menggunakan stok yang sudah ada,” kata Miftakhul Kirom dikutip Jumat (30/7/2021).

Miftakhul juga mengatakan, bahwa selama pandemi, pihaknya lebih menata peningkatan potensi di hulu untuk meningkatkan kualitas kopi yang bagus. Sehingga, saat kembali diekspor kualitas kopi Tanah Air tak kalah saing dengan kopi dari negara lain.

“Selama Pandemi meningkatkan kualitas brand agar lebih tercipta kualitas biji kopi yang bagus. Jadi menaikkan brand kopi Indonesia di mata dunia,” katanya.

Lebih lanjut, Miftakhul mengatakan akan menciptakan market intelijen kopi di masa pandemi. Hal ini dimaksudkan agar Indonesia memiliki data yang diinginkan negara-negara lain akan kopi yang saat ini tengah populer.

“Market Intelijen nanti yang menyuplai data, mengenai kopi-kopi yang tengah di gandrungi dunia. Tak hanya itu, Market Intelijen, nantinya juga bisa mencegah import kopi dari luar negeri,” ucapnya.

3 dari 3 halaman

Produksi Agrowisata Kopi

Pekerja menyortir biji kopi di sebuah gerai kopi di Jakarta, Jumat (19/11/2021). Data Gabungan Eksportir Kopi Indonesia mencatat ekspor kopi secara Nasional sepanjang Januari-Juli 2021 mencapai 294.243 ton atau naik 2,63% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Senada, Asosiasi Kopi Spesialis Indonesia (AKSI), Andi Fachri mengatakan, pihaknya lebih menyoroti aktivitas dari hulu ke hilir. Artisnya lebih kepada peningkatan produksi agrowisata kopi dari petani hingga ke produsen bahkan ke eksportir kopi.

“Yang menjadi perhatian kami adalah peningkatan kualitas kopi kepada petani di tengah pandemi ini. Jadi, selama pandemi, para petani bisa meningkatkan produktivitasnya dengan menciptakan kopi yang premium,” katanya.

Andi juga menyoroti sisi branding penjualan kopi. Pihaknya menyarankan, kopi dengan kualitas premium yang harus digenjot dalam segi penjualan atau display. Dirinya mencontohkan dalam industri gadget, ponsel yang paling mahal yang selalu didiplay di depan dibandingkan dengan ponsel yang low end.

“Harusnya kopi dengan kualitas premium yang tinggi ditonjolkan di depan. Selama ini kopi yang murah yang ditonjolkan, jadi konsumen membeli yang murah terus, sedangkan kopi yang premium tidak laku,” jelasnya.

Sementara, Kasubkordinator Kelompok Pemasaran Internasional Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hail Perkebunan Kementerian Pertanian Fauzan Ridha mengatakan, bahwa kopi menjadi komiditi paling diminati oleh seluruh negara. Tak hanya kopi, tenaga pembuat olahan kopi seperti barista juga diminati oleh masyarakat.

Untuk itu, pihaknya berencana menjadi kopi sebagai jurusan dalam sebuah akademik perguruan tinggi.

“Tak hanya kopinya yang diminati, orang juga banyak yang berminat menjadi ahli kopi atau menjadi barista. Bahkan barista dari Tanah Air banyak yang diminta untuk bekerja di berbagai belahan dunia,” ucapnya.

Sedangkan Kasubdit Tanaman Bahan Penyegar dan Rempah Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag)  Ery Novrizal mengatakan, tantangan ke depannya untuk komiti kopi adalah peningkatan kualitas kopi.

“Walaupun demand menurun di masa pandemi, tapi kebutuhan akan ekspor kopi akan terus meningkat seiring pulihnya perekonomian dunia dari pandemi,” katanya. 

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya