Kementan Lakukan Persiapan Vaksinasi Massal Hewan Ternak

Kementerian Pertanian (Kementan) siap menghalau wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Kementan telah menggelar pelatihan bagi fasilitator atau training of trainers (ToT).

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2022, 00:22 WIB
Samito menyemprotkan saat melakukan perawatan sapi kurban yang tengah menjalani proses karantina di kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (15/6/2022) (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) siap menghalau wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Kementan telah menggelar pelatihan bagi fasilitator atau training of trainers (ToT).

Mereka diharapkan mampu melatih dan mengajarkan kepada para tenaga kesehatan lainnya di daerah masing-masing untuk melaksanakan vaksinasi massal di daerah yang sudah ditentukan untuk mencegah wabah PMK.

"Dalam bimtek tersebut dihadirkan pakar dari produsen vaksin yang akan digunakan di Indonesia untuk memberikan informasi tentang vaksin dan penerapannya," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri dalam keterangannya, Jumat (17/6/2022).

Kementan juga akan memberikan pemahaman ke peternak mekanisme pendataan ternak yang sekaligus digunakan untuk penandaan ternak paska vaksinasi dan sebagai pembekalan petugas vaksinasi.

Kepada peternak juga ditekankan tentang pentingnya penerapan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah atau biosecurity sederhana pada saat vaksinasi untuk menghindari kemungkinan petugas menjadi pemicu penyebaran penyakit yang lebih luas.

"Upaya ini sebagai usaha pemerintah untuk meningkatkan skil petugas vaksinasi di lapangan," ujar dia.

2 dari 3 halaman

Penelusuran

Kuntoro juga menegaskan, Kementan bersama jajaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan secara cepat dan responsif sudah melakukan penelusuran sejak kasus PMK pertama kali ditemukan. Dalam hitungan hari, jajaran Kementan sudah berhasil menemukan strain dari virus PMK.

"Upaya penanganan dan pengobatan juga sudah kami lakukan pada ternak bergejala ringan hingga berat," ujar Kuntoro.

Namun, kata dia, penularan virus yang bersifat airborne dan dapat menular dengan cepat hingga radius 10 kilometer, maka penyebaran PMK sangat tinggi. Upaya lain, pemerintah melakukan pemotongan bersyarat terhadap ternak yang tertular untuk mengurangi risiko penyebaran.

3 dari 3 halaman

Upaya Pengetatan

Kondisi yang terjadi saat ini juga bertepatan dengan kesiapan jelang Hari Raya Iduladha, sehingga lalu lintas ternak di daerah sentra menjadi lebih cepat dari kondisi normal dan dapat mempercepat penularan virus PMK.

"Oleh karena itu, pemerintah melakukan upaya pengetatan dan kontrol terhadap pergerakan ternak di sentra-sentra ternak, salah satunya dengan menerapkan cek poin, karantina hewan dan tol laut serta menghindari penyebaran PMK dari zona hijau," tegas Kuntoro.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya