Jokowi Minta Rapat soal Pangan dan Energi Dilakukan Setiap Minggu

Dia juga mewanti-wanti jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejolak ekonomi global. Pasalnya, perang antara Rusia dan Ukraina hingga kini belum selesai dan diprediksi akan berkepanjangan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 09 Mei 2022, 22:54 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato di hadapan menteri-menterinya. (Instagram/@Jokowi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar rapat terbatas yang membahas soal pangan dan energi digelar setiap minggu. Dia menekankan pentingnya pangan dan energi untuk stabilitas ekonomi nasional.

"Saya sudah minta kemarin kepada Setkab agar setiap minggu, seperti kita melakukan rapat terbatas mengenai PPKM, ini juga sama urusan pangan urusan energi harus juga dilakukan mingguan," kata Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (9/5/2022).

"Karena betapa pentingnya pengelolaan dua hal ini bagi stabilisasi stabilitas ekonomi kita, utamanya stabilitas harga dan barang-barang pokok rakyat," sambungnya.

Dia juga mewanti-wanti jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejolak ekonomi global. Pasalnya, perang antara Rusia dan Ukraina hingga kini belum selesai dan diprediksi akan berkepanjangan.

"Hati-hati sampai saat ini perang di Ukraina masih belum berakhir dan kelihatannya menunjukkan tanda-tanda yang berkepanjangan sehingga ketidakpastian global menjadi semakin tidak pasti," jelasnya.

Menurut dia, ketidakpastian global ini menjadi semakin tidak pasti disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, karena perang. Kedua, kebijakan moneter Amerika yang lebih agresif dalam meredam inflasi.

 

2 dari 3 halaman

Sebabkan Resesi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

"Ini akan memunculkan menyebabkan resesi di banyak negara. Oleh sebab itu, pengelolaan ekonomi makronya harus betul-betul diikuti secara detail dan mikronya juga. Semua kementerian terkait dengan ini betul-betul juga mengikuti terus dan yang utamanya yang berkaitan dengan pangan dan energi," tuturnya.

Di sisi lain, Jokowi mengingatkan para menterinya untuk memiliki kepekaan yang tinggi mengenai krisis yang ada di Indonesia dalam menghadapi krisis global. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen di kuartal I 2022.

"Ini sebuah angka yang kalau dibandingkan dengan negara-negara lain saya kira growth kita sangat baik. Sehingga ini harus kita pertahankan kita tingkatkan di kuartal yang kedua," ucap Jokowi.

3 dari 3 halaman

Infografis

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya