Bukan Omicron, Luhut Ungkap Ancaman Lebih Mengerikan Bagi Ekonomi

Covid-19 varian Omicron bukan menjadi satu-satunya ancaman yang perlu diwaspadai bagi keberlangsungan perekonomian global di tahun 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2022, 14:20 WIB
Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Del, Luhut Binsar Pandjaitan memberi sambutan pada acara HUT ke-20 Yayasan Del, di Mega Kuningan, Jakarta. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Covid-19 varian Omicron bukan menjadi satu-satunya ancaman yang perlu diwaspadai bagi keberlangsungan perekonomian global di tahun 2022.

Sebab, terdapat permasalahan lebih mengancam yang perlu diwaspadai oleh dunia internasional, yakni perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming).

"Bapak-Ibu ibu sekalian varian Omicron ini bukan menjadi satu-satunya sumber kepastian (perekonomian global) di tahun 2022. Kita semua menyadari bahwa perubahan iklim ini lebih semakin mengancam," katanya dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (9/2)

Untuk mengantisipasi perubahan Iklim, Menko Luhut mengajak dunia internasional agar bersama-sama mengurangi emisi karbon untuk membatasi kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat celcius.

Ini sebagaimana kesepakatan bersama yang diteken dalam perjanjian Paris 2015.

"Tanpa adanya komitmen pengurangan emisi maka suhu bumi akan naik lebih," tekannya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Net Zero Emission

Menkomaritim Luhut Binsar Panjaitan memberi sambutan saat menghadiri penandatanganan kerja sama antar bank sindikasi di Jakarta, Jumat (29/12). Kerja sama antar bank tersebut sebesar 19,25 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi hal tersebut, ialah dengan menargetkan emisi nol persen atau net zero emission pada 2060 mendatang. Antara lain dengan percepatan tranformasi energi baru dan terbarukan.

"Selain itu, Indonesia secara bertahap menutup operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) atau yang menggunakan batu bara," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya