7 Oktober 2001: AS Melancarkan Serangan Udara Terhadap Taliban

Amerika Serikat mulai menyerang Taliban di Afghanistan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2021, 06:00 WIB
Pesawat Bom B2 Stealth AS (Sumber: Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Kabul - Amerika Serikat telah memulai serangan militernya Operation Enduring Freedom (OEF), melawan al-Qaeda dan Taliban di Afghanistan.

Rudal jelajah dan pembom telah menargetkan bandara Kandahar dan Kabul dan tenda pelatihan teroris di dekat Jalalabad, seperti dikutip dari BBC, Kamis (7/10/2021).

Serangan yang dimulai sore hari dengan cepat diikuti oleh siaran publik dari Presiden Bush yang menjanjikan serangan berkelanjutan dan tanpa henti.

Taliban telah mengutuk serangan itu dan mengklaim mereka menembak jatuh sebuah pesawat, tetapi hal tersebut dibantah oleh Amerika. Hingga 50 rudal jelajah dilaporkan telah diluncurkan dari kapal selam di Laut Arab.

AS juga menerbangkan pesawat pengebom B52 yang ditempatkan di pulau Diego Garcia Inggris, dan pesawat pengebom B2 Stealth langsung dari AS sendiri.

Tony Blair mengonfirmasi serangan awal melibatkan kontribusi Inggris oleh HMS Illustrious dan sejumlah kecil kapal selam. Mereka membentuk bagian dari koalisi angkatan laut AS - Inggris yang berkumpul di wilayah tidak jauh dari Afghanistan, termasuk dua kapal induk AS.

Menteri Pertahanan AS kala itu, Donald Rumsfeld dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa target utama adalah tenda pelatihan teroris dan komunikasi Taliban, pesawat tempur dan instalasi pertahanan udara.

Namun, Pentagon mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan operasi dari udara dan darat, dan para ahli pertahanan mengatakan, pasukan khusus akan segera digunakan dalam serangan tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Ada Hubungan dengan Serangan 9/11

George W. Bush (AFP)

Dalam siarannya, George W Bush menggarisbawahi komitmen Amerika untuk mengejar teroris sehubungan dengan peristiwa 11 September.

Dia memperingatkan tidak ada dasar netral dan bahwa pemerintah mana pun yang memelopori terorisme akan mengambil risikonya sendiri.

Pemerintah AS telah berulang kali menolak tawaran Taliban untuk menawar militan kelahiran Saudi, Osama Bin Laden.

Pemimpin al-Qaeda yang dituduh merencanakan serangan 11 September, juga merilis pidatonya bersamaan dengan serangan tersebut.

Dalam sebuah pesan yang disampaikan ke televisi Al-Jazeera, sebuah saluran berita Arab, dia menggambarkan pemboman itu sebagai bagian dari perang yang lebih luas dari dua sisi, sisi iman dan sisi perselingkuhan.

Tony Blair berjanji komitmen Inggris untuk kampanye dan menekankan itu akan diperjuangkan di tiga bidang, yakni militer, diplomatik dan kemanusiaan.

 

Reporter: Cindy Damara

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya