Sukses

Jenderal Top AS Ragu Taliban Akan Berubah dan Tepati Janji Manisnya

Sejarah buruk Taliban membuat banyak pihak skeptis bahwa kelompok militan tersebut akan berubah.

Liputan6.com, Jakarta - Jenderal tertinggi AS menggambarkan Taliban sebagai "kelompok kejam" dan mengatakan tidak jelas apakah mereka akan berubah.

Melansir BBC, Kamis (2/9/2021), Jenderal Mark Milley mengatakan, bagaimanapun, adalah "mungkin" bahwa AS akan berkoordinasi dengan kelompok militan pada operasi kontra-terorisme di masa depan.

Pasukan AS menarik diri dari Afghanistan pada Selasa (31/8), mengakhiri perang terpanjang Amerika selama 20 tahun setelah meluncurkan invasi untuk menggulingkan Taliban.

Kelompok Taliban kini memegang kendali dan diperkirakan akan mengumumkan pemerintahan baru.

Jenderal Milley berbicara bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, dalam pidato publik pertama mereka sejak pasukan terakhir meninggalkan Afghanistan.

Presiden AS Joe Biden telah dikritik secara luas atas cara penarikan yang tiba-tiba, yang menyebabkan keruntuhan tak terduga pasukan keamanan Afghanistan yang telah dilatih dan didanai AS selama bertahun-tahun.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Koordinasi AS-Taliban

Dalam konferensi pers pada hari Rabu, baik Jenderal Milley dan Sekretaris Austin memuji pasukan AS yang telah bertugas di Afghanistan dan misi evakuasi besar-besaran.

Ditanya tentang koordinasi mereka dengan Taliban dalam mengevakuasi pengungsi ke bandara, Austin mengatakan: "Kami bekerja dengan Taliban pada serangkaian masalah yang sangat sempit, dan mengeluarkan sebanyak- banyaknya orang."

"Dalam perang, Anda melakukan apa yang harus Anda lakukan untuk mengurangi risiko misi dan kekuatan, bukan apa yang ingin Anda lakukan," tambah Jenderal Milley.

Dia mengatakan ada kemungkinan bahwa AS akan berkoordinasi dengan Taliban pada tindakan di masa depan terhadap afiliasi ISIS-K, kelompok yang mengklaim serangan di luar bandara Kabul pekan lalu yang menewaskan sebanyak 170 orang, termasuk 13 personel layanan AS.

ISIS-K adalah kelompok yang paling ekstrem dan kejam dari semua kelompok militan jihad di Afghanistan. Ini memiliki perbedaan besar dengan Taliban, menuduh mereka meninggalkan medan perang. Austin, sementara itu, mengatakan dia "tidak ingin membuat prediksi" tentang kerja sama di masa depan. 

Namun dia menambahkan bahwa para pejabat akan "melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan kami tetap fokus pada [ISIS-K], memahami jaringan itu, dan pada saat kami memilih di masa depan, meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang telah mereka lakukan".

Secara total, operasi evakuasi telah mencatat lebih dari 123.000 orang yang ingin melarikan diri dari Taliban diterbangkan ke luar negeri.

AS memperkirakan bahwa ada antara 100 dan 200 orang Amerika masih berada di Afghanistan.

3 dari 3 halaman

Infografis Taliban Belum Usai, Bom ISIS-K Guncang Kabul:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.