Ribuan perempuan Garut dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan meneriakkan tuntutan Bupati Garut Aceng Fikri mundur dari jabatannya. Massa juga mendatangi kantor DPRD Garut untuk menyampaikan aspirasi. Para demonstran perempuan ini meminta DPRD agar kerja Pansus lebih dipercepat dan Aceng segera dilengserkan.
Massa kaum perempuan Garut yang menamakan diri Koalisi Perempuan Indonesia ini menilai Bupati Aceng Fikri telah menyakiti perasaan warga dan masyarakat serta mencoreng nama baik Garut. Mereka, Senin (10/12/2012) menyerukan akan terus bergerak hingga sang bupati lengser.
Aksi ribuan perempuan Garut ini dimulai dengan menggelar jalan kaki dari kawasan bundaran simpang lima menuju Kantor Bupati Garut. Di depan kantor bupati, kaum perempuan ini membentangkan berbagai spanduk yang berisi macam-macam kecaman pedas terhadap perilaku sang bupati. Menurut Yayah Hidayah dan Ati Sumiati yang ikut berdemonstrasi, Bupati Acent Fikri bukanlah figur yang bisa dijadikan contoh yang baik.
Beberapa poster yang dipasang di depan Kantor Bupati antara lain berisi ejekan dan ada pula yang menawarkan kepada sang bupati, jika masih merasa kurang dengan istri-istrinya, maka para perempuan yang berdemo siap diperistri tapi dengan catatan tak ingin diceraikan dalam waktu empat hari. (Vin)
Massa kaum perempuan Garut yang menamakan diri Koalisi Perempuan Indonesia ini menilai Bupati Aceng Fikri telah menyakiti perasaan warga dan masyarakat serta mencoreng nama baik Garut. Mereka, Senin (10/12/2012) menyerukan akan terus bergerak hingga sang bupati lengser.
Aksi ribuan perempuan Garut ini dimulai dengan menggelar jalan kaki dari kawasan bundaran simpang lima menuju Kantor Bupati Garut. Di depan kantor bupati, kaum perempuan ini membentangkan berbagai spanduk yang berisi macam-macam kecaman pedas terhadap perilaku sang bupati. Menurut Yayah Hidayah dan Ati Sumiati yang ikut berdemonstrasi, Bupati Acent Fikri bukanlah figur yang bisa dijadikan contoh yang baik.
Beberapa poster yang dipasang di depan Kantor Bupati antara lain berisi ejekan dan ada pula yang menawarkan kepada sang bupati, jika masih merasa kurang dengan istri-istrinya, maka para perempuan yang berdemo siap diperistri tapi dengan catatan tak ingin diceraikan dalam waktu empat hari. (Vin)
