Arab Saudi Jalin Kerja Sama dengan AstraZeneca dan Pfizer di Bidang Investasi Kesehatan

MoU antara Arab Saudi dan AstraZeneca diyakini akan memperkuat kemitraan strategis antara perusahaan lokal dan internasional.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Sep 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi pada Selasa menandatangani perjanjian dengan perusahaan farmasi dan bioteknologi terkemuka, termasuk AstraZeneca dan Pfizer, untuk mempromosikan investasi di sektor kesehatannya.

Dikutip dari laman Xinhua, Rabu (15/9/2021) kesepakatan dicapai di sela-sela KTT Bioteknologi Medis Global Riyadh 2021, yang berlangsung dari Selasa hingga Kamis, kata Kementerian Investasi Saudi dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Arab Saudi dalam kemitraan dengan Kementerian Urusan Kesehatan Garda Nasional, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan farmasi Inggris-Swedia AstraZeneca.

Dalam rangka menjajaki peluang untuk mendirikan pusat penelitian klinis kelas dunia di kerajaan, kata penyataan.

Khalid bin Abdulaziz Al-Falih, Menteri Investasi Saudi, mengatakan, MoU antara Arab Saudi dan AstraZeneca akan memperkuat kemitraan strategis antara perusahaan lokal dan internasional.

Sementara itu, perusahaan farmasi Amerika Pfizer juga menandatangani MoU dengan King Abdullah International Medical Research Center di Kementerian Urusan Kesehatan Garda Nasional dan Kementerian Perindustrian Saudi.

Kesepakatan itu bertujuan untuk membangun platform untuk penelitian, pengembangan dan inovasi vaksin untuk mendukung kebutuhan kesehatan masyarakat nasional dan regional.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Arab Saudi Izinkan Penggunaan Vaksin COVID-19 Campuran Merk Berbeda

Seorang warga menjalani penyuntikan vaksin Covid-19 di pusat vaksinasi yang diawasi Kementerian Kesehatan Arab Saudi di Riyadh, Arab Saudi (17/12/2020). Arab Saudi merupakan salah satu negara pertama yang mengumumkan rencana implementasi program vaksinasi COVID-19 nasional. (AFP/Fayez Nureldine)

Kementerian Arab Saudi sebelumnya mengizinkan warga untuk mencampur dosis vaksin COVID-19 yang mereka dapatkan. Warga boleh mendapatkan suntikan vaksin dengan merk berbeda.

Sebelumnya, praktik serupa juga sudah diizinkan di Prancis, Korea Selatan, hingga negeri jiran Malaysia.

Juru bicara Kemenkes Arab Saudi, Dr. Muhammad Al-Abdel Ali menyorot eksprimen global yang membolehkan vaksinasi dengan dua vaksin yang berbeda. Praktik ini juga telah dilaksanakan di negara Eropa seperti Prancis dan Denmark, seperti dilaporkan Saudi Gazette.

Vaksin dengan dosis dua merk berbeda dinilai efektif melawan varian COVID-19. "Menyelesaikan dosis vaksin yang telah disetujui dapat melindungi dari semua mutasi," ujar Dr. Muhammad Al-Abdel Ali.

Sudah lebih dari 16 juta dosis vaksin COVID-19 yang disuntikan di Arab Saudi. Semua warga lantas diminta untuk ikut mendaftar program vaksinasi.

Ada empat vaksin yang lolos di Arab Saudi, yakni Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson & Johnson. Pendatang yang ingin masuk Arab Saudi juga harus disuntik dengan vaksin yang telah lolos di Saudi tersebut.

Berdasarkan hasil awal penelitian di Spanyol, memberikan dosis suntikan vaksin Pfizer-BioNTech kepada orang-orang yang sudah menerima dosis vaksin AstraZeneca diklaim sangat aman dan efektif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya