Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2022 Bisa Capai 5,5 Persen

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah menggambarkan proyeksi pemulihan yang cukup kuat, didukung oleh pertumbuhan investasi dan ekspor.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Agu 2021, 11:24 WIB
Ketua DPR Puan Maharani mengenakan baju adat Bali saat menyambut Presiden Jokowi dan Wapres Ma;ruf Amin di Sidang Tahunan MPR 2021. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan asumsi indikator ekonomi makro yang akan dikejar pada 2022 mendatang. Lewat proyeksi ini, ia menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,5 persen.

"Pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan pada kisaran 5,0-5,5 persen. Kita akan berusaha maksimal mencapai target pertumbuhan di batas atas, yaitu 5,5 persen," kata Jokowi dalam Penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2022, Senin (16/8/2021).

Kendati begitu, ia mengingatkan untuk tetap waspada dengan perkembangan Covid-19 yang masih sangat dinamis.

Menurut dia, pemerintah akan menggunakan seluruh sumber daya, analisis ilmiah, dan pandangan ahli untuk terus mengendalikan pandemi Covid-19. Dengan demikian, Jokowi memproyeksikan pemulihan ekonomi dan kesejahteraan sosial dapat dijaga serta terus dipercepat dan diperkuat.

"Tingkat pertumbuhan ekonomi ini juga menggambarkan proyeksi pemulihan yang cukup kuat, didukung oleh pertumbuhan investasi dan ekspor sebagai dampak pelaksanaan reformasi struktural," ujar dia.

"Namun, kewaspadaan tetap diperlukan mengingat ketidakpastian global dan domestik dapat menyumbang risiko bagi pertumbuhan ekonomi ke depan," tegasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Asumsi Makro Lainnya

Di sisi lain, Jokowi memperkirakan inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen pada 2022. Itu digambarkan bisa tercapai berkat adanya kenaikan sisi permintaan, baik karena pemulihan ekonomi maupun perbaikan daya beli masyarakat.

"Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp14.350 per USD, dan suku bunga Surat Utang Negara 10 tahun diperkirakan sekitar 6,82 persen, mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia dan pengaruh dinamika global," tuturnya.

Sementara itu, Jokowi mengatakan, harga minyak mentah atau crude palm oil asal Indonesia diperkirakan akan berkisar pada rentang harga USD 63 per barel.

"Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 703.000 barel dan 1.036.000 barel setara minyak per hari," tukas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya