Beijing Dihantam Badai, 700 Lebih Jadwal Penerbangan Dibatalkan

Lebih dari 700 jadwal penerbangan dibatalkan lantaran badai yang menghantam Beijing, China pada Senin (12/7).

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Jul 2021, 17:33 WIB
Seorang pria memegang payung sembari menggayuh pedal sepeda di tengah badai yang menghantam Beijing, China pada Senin (12/7) (AFP)

Liputan6.com, Beijing - Ratusan penerbangan di Beijing, China terpaksa dibatalkan lantaran hujan deras dan angin kencang yang melanda pada Senin (12/7).

Tak hanya bandara di Beijing, sekolah dan lokasi wisata juga ditutup lantaran kondisi ini, demikian dikutip dari laman Bangkok Post, Senin (12/7/2021).

Otoritas kota mengeluarkan peringatan kepada penduduk untuk tinggal di rumah saat ibu kota China menghadapi badai terbesar tahun ini.

Hujan deras yang juga berlangsung di beberapa daerah ini menyebabkan 700 penerbangan dibatalkan.

Otoritas Cuaca China memperingatkan "badai hujan ekstrem" ditambah guntur dan kilat akan berlangsung dari Minggu (11/7) malam hingga Senin (12/7) malam di Beijing dan daerah sekitarnya.

Sementara itu, tanah longsor juga terekam di salah satu distrik utara kota Beijing.

Kantor berita CCTV menunjukkan gambar-gambar jalan yang terhalang oleh batu-batu yang jatuh. Proses penanggulangan sulit dilakukan oleh otoritas Beijing, lantaran hujan lebat menghambat upaya untuk membersihkan jalanan, menurut TV pemerintah.

 

2 dari 2 halaman

Perintah Tinggal di Rumah

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Anak-anak diminta untuk tinggal di rumah karena taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah kota Beijing tutup. Lokasi wisata populer seperti Tembok Besar China juga ditutup.

"Beberapa kereta mengemudi otomatis Beijing akan dioperasikan secara manual sebagai gantinya," lapor media pemerintah.

Otoritas cuaca juga memperingatkan adanya banjir di 14 sungai, termasuk anak sungai di Sichuan dan Shaanxi.

Banjir biasa terjadi selama musim hujan di China, dengan tingkat air yang lebih tinggi terjadi pada Agustus tahun lalu yang menyapu jalan dan memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya