Aset Keuangan Syariah Capai Rp 1.863 Triliun, Tapi Market Share Baru 10 Persen

Sebenarnya total aset keuangan Syariah Indonesia bisa meningkat lagi. Lantaran Indonesia memiliki potensi.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Jun 2021, 16:51 WIB
BTN Syariah mencatatkan pertumbuhan kinerja mencapai double digit di masa pandemi. Pembiayaan UUS BTN tersebut tercatat tumbuh hingga 12,6% per Februari 2021 ditopang masih tingginya kebutuhan akan rumah serta berbagai stimulus pemerintah di sektor perumahan. (Liputan6.com/Pool/BTN)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Komisioner otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Segara mengatakan, hingga akhir Maret 2021 total aset keuangan syariah mencapai Rp 1.863 triliun dengan market share diangka 10 persen.

“Per akhir Maret 2021 total aset keuangan syariah telah mencapai Rp 1.863 triliun sekitar 10 persen dari total aset industri keuangan. Perbankan syariah itu market share-nya 6,4 persen, industri syariah non bank market share 4 persen, dan yang pasar modal syariah market share cukup tinggi yaitu 17,3 persen,” kata Tirta dalam webinar Menggenjot Akselerasi Keuangan Syariah Di Kalangan Milenial, Jumat (25/6/2021).

Tirta menyebut sebenarnya total aset keuangan syariah Indonesia bisa meningkat lagi. Lantaran Indonesia memiliki potensi ekonomi dan keuangan syariah yang sangat tinggi karena jumlah penduduknya lebih dari 270 juta orang.

“Dimana 80 persen atau sekitar 230 juta penduduk adalah pemeluk agama Islam. Ini yang seharusnya menjadi potensial customer sangat besar bagi ekonomi dan keuangan syariah,” ujarnya.

Menurutnya, dengan potensi tersebut Indonesia bisa menjadi pusat keuangan syariah dunia. sebagaimana diketahui bersama sektor keuangan syariah terus tumbuh dan berkembang.

Tentu saja, kata Tirta, pencapaian ini tidak terlepas dari kinerja industri perbankan Syariah, industri keuangan non bank syariah dan juga pasar modal syariah yang terus-menerus memainkan peranan strategisnya.

Lebih lanjut penerbitan Ekonomi keuangan syariah Indonesia tahun 2019-2024 oleh komite nasional keuangan syariah juga merupakan sebuah tonggak penting dalam perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.

“Dengan segenap potensi ini kami berharap industri keuangan syariah dapat berperan optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional khususnya juga di masa pandemi ini,” imbuhnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Milenial

Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Disamping itu, dalam rangka menggenjot pertumbuhan keuangan syariah salah satu potensi yang harus didorong adalah generasi milenial. Dengan jumlah sekitar 28-30 persen dari total penduduk, ditambah lagi dengan generasi Z yang jumlahnya lebih dari 27 persen yang umumnya mereka telah memiliki kemampuan keuangan.

“Maka kelompok milenial Ini jelas merupakan critical economy player yang dapat berperan dalam mengakselerasi pertumbuhan keuangan jaringan. Hal ini didukung pertumbuhan digitalisasi sebagai gaya hidup yang baru dalam bertransaksi oleh kelompok di milenial,” katanya.

Kendati demikian, masih ada PR besar yang harus diselesaikan terlebih dahulu yaitu mayoritas penduduk Indonesia ternyata belum mengenal produk keuangan syariah dengan baik. Sama halnya dengan generasi milenial, akan berdampak signifikan terhadap keuangan Syariah jika literasi keuangan syariahnya memadai.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya