Allianz Indonesia Punya 18 Ribu Agen Milenial

Sejak diluncurkan pada 2018, program Allianz Life Indonesia 'Life Changer' telah mencatat total agen milenial lebih dari 18 ribu orang.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Jun 2021, 16:11 WIB
Ilustrasi asuransi (Gambar oleh kalhh dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Allianz Indonesia punya perhatian besar dalam mengembangkan generasi muda agar berkembang menjadi bagian penting dari pertumbuhan industri asuransi jiwa.

Sejak diluncurkan pada 2018, program Allianz Life Indonesia 'Life Changer' telah mencatat total agen milenial lebih dari 18 ribu orang.

"Sejak peluncuran program ini, jumlah agen milenial di Allianz life Indonesia telah mencapai lebih dari 18.000 orang atau 62 persen dari total jumlah agen,” beber Direktur Allianz Life Indonesia, Cui Cui dalam Konferensi Pers Hasil Kinerja Keuangan Allianz Life Indonesia, Rabu (2/6/2021).

"Ini cukup mengesankan, mengapa? Karena sebagian besar, hampir setengah dari premi agensi kami di tahun lalu sebenarnya disumbangkan oleh milenial,” ia menambahkan.

Adapun program ‘Life Changer' bertujuan mendorong generasi muda atau generasi millenials untuk menumbuhkan semangat berwirausaha (entrepreneurship) menjadi pebisnis muda dalam bidang asuransi.

Upaya ini digagas oleh Allianz berdasarkan temuan riset Accenture 38 persen masyarakat Indonesia yang berusia 18-29 tahun memiliki aspirasi untuk memulai bisnis sendiri.

Sejalan dengan tren digitalisasi, saat ini Cui mengatakan 96 persen permintaan produk asuransi di Allianz Life Indonesia diajukan melalui aplikasi ‘Allianz Discover’. Ini juga tak lepas dari campur tangan agen milenial yang memang akrab dengan teknologi terkini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Kinerja Allianz Sepanjang 2020

Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Allianz life Indonesia mencatatkan pertumbuhan luar biasa sepanjang 2020. Hal itu merupakan hasil dari respons yang sangat cepat dan proaktif terhadap pandemi, serta tindakan strategis diambil manajemen.

Sepanjang 2020, Allianz Life Indonesia berhasil mencatatkan  GWP (Gross Written Premium) mencapai Rp 16,9 triliun, atau  naik 27,8 persen dari 2019.

"Mengingat pandemi dan kesulitan yang dialami pasar, ini benar-benar pencapaian yang luar biasa dan sangat membanggakan,” ujar Direktur Allianz Life Indonesia, Cui Cui dalam Konferensi Pers Hasil Kinerja Keuangan Allianz Life Indonesia, Rabu, 2 Juni 2021.

Selanjutnya ada Annualized Premium Equivalent (APE) yang tumbuh 12 persen. Cui mengatakan, ini sekaligus mengantarkan Allianz Life Indonesia menjadi pemimpin pasar dengan nilai APE mencapai Rp 3,9 triliun pada 2020.

Sementara dari sisi Weighted New Business Premium (WNBP) juga mencatatkan pertumbuhan 15 persen sebesar Rp 3,6 triliun pada 2020. Pertumbuhan kinerja tersebut berlanjut hingga kuartal I-2021.

"Jadi pertumbuhan besar ini berlanjut ke kuartal I tahun ini. Kuartal I 2021 kami telah mencapai pertumbuhan GWP 6,2 persen, dan Rp 6,41 triliun,” papar Cui.

Sementara APE, sekali lagi, mencatatkan pertumbuhan dua digit yakni 29 persen di kuartal I-2021 dibandingkan kuartal I-2019, atau senilai Rp 1,2 triliun. Kemudian WNBP yang merupakan naik 14 persen mencapai Rp 1,1 triliun.

Dari sisi Risk Based Capital (RBC), Allianz Life Indonesia mencapai rasio solvabilitas yang sangat mengesankan sebesar 472 persen pada tahun 2020, dan ini jauh di atas persyaratan minimum peraturan 120 persen.

RBC adalah metode perhitungan kesehatan perusahaan asuransi yang diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Secara sederhana, RBC adalah rasio modal perusahaan asuransi dibandingkan dengan nilai risiko yang dihadapinya

"Jadi dalam hal memenuhi janji kami dan membayar klien, pelanggan saat itu penting. Kami terus memenuhi janji kami kepada klien dan pelanggan kami di tahun 2020,” imbuh Cui.

Sepanjang 2020, Cui menerangkan perseroan telah membayar 192.000 klaim senilai Rp 11,2 triliun. Meningkat 43,1 persen dari apa yang dibayarkan Perusahaan di 2019. Sementara sepanjang kuartal pertama tahun ini, Allianz Life Indonesia telah membayar klaim dengan total Rp 4,6 triliun.

"Beberapa di antaranya sebagian juga terkena dampak pandemi. Seperti yang kita lihat ada beberapa klaim covid baik dalam klaim kesehatan maupun kehidupan. Tapi kami terus dalam waktu yang tidak pasti ini akan memenuhi janji kami kepada pelanggan kami,” kata Cui.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya