Gubernur Hainan di China Turun Tangan Gara-Gara Bulu Babi Kukus

Gara-gara bulu babi yang diunggah seorang turis, seorang gubernur di China ikut turun tangan untuk menyelesaikan kasus tersebut.

oleh Komarudin diperbarui 15 Apr 2021, 04:30 WIB
Bulu babi (dok. YouTube/Lalu Lalang)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis di Hainan, China mengklaim bahwa hidangan bulu babi kukus seharga 35 dolar AS atau Rp511 ribu yang dicampur dengan telur tidak mengandung daging bulu babi. Hal itu membuat gubernur Hainan turun tangan. Ia mengatakan pihak berwenang akan melakukan "penyeldidikan lebih dalam" akibat peristiwa tersebut.

Insiden itu menjadi berita utama setelah turis itu mengunggah video pendek di media sosial yang menunjukkan hidangan yang seharusnya berisi enam bulu babi yang dikukus dengan telur di Sanya. Dalam video tersebut, turis tersebut mengklaim hidangan itu tidak mengandung daging sama sekali, melainkan hanya telur, seperti dikutip dari laman South China Morning Post, Rabu, 14 April 2021.

Sanya, yang dijuluki Hawaii-nya China, adalah salah satu tujuan wisata domestik teratas di negara itu, membuat pemerintah pulau itu waspada terhadap potensi ancaman terhadap pariwisata.

Insiden itu terjadi pada malam Jumat pekan lalu ketika turis, yang diidentifikasi dengan nama belakang Zhang, dan empat turis lainnya makan malam di Restoran Yunqi Guancanghai. Mereka memesan enam hidangan, termasuk bulu babi, dan dikenai biaya 2.655 yuan atau setara Rp6 juta.

Zhang mengungkapkan setelah dengan hati-hati memeriksa bagian dalam cangkang bulu babi, dia tidak dapat menemukan daging bulu babi. Dia juga mengatakan, dia menduga cangkang bulu babi telah dimasak sebelumnya lebih dari satu kali.

Zhang melaporkan masalah tersebut ke polisi setempat, dan setelah mediasi mereka, piring bulu babi dihapus dari tagihan yang saat itu berjumlah 2.427 yuan atau setara Rp5,4 juta.

Investigasi awal oleh pemerintah daerah menggunakan catatan pengawasan dari restoran tidak menemukan bukti adanya kesalahan, kata pihak berwenang. Namun, Zhang tetap tidak yakin dan telah membantah dalam unggahannya.

Sebagai tanggapan, pemilik restoran mengancam akan menuntut Zhang karena merusak reputasinya. Pihak berwenang setempat mengatakan proses persiapannya transparan, berdasarkan rekaman pengawasan.

Zhang mengatakan dia tidak bisa berkata-kata setelah penyelidikan selesai. “Ini adalah hasil yang ditunggu-tunggu oleh seluruh pengguna internet di seluruh negeri dan kita?” katanya di media sosial.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Akan Menuntut

Manfaat Bulu Babi (Sumber: Pixabay)

Pada konferensi pers pada Senin, Feng Fei, gubernur Hainan, mengatakan pemerintah akan melancarkan penyelidikan lebih dalam untuk menanggapi kekhawatiran publik secara tepat waktu. "Otoritas provinsi Hainan sangat memperhatikan tatanan pasar pariwisata," kata Feng. "Dalam beberapa tahun terakhir, Hainan telah merombak tiga aspek dengan upaya tinggi: sistem pengawasan, saluran pengaduan, dan masalah khusus (sektor pariwisata)."

Selama penyelidikan, restoran tersebut mengatakan bahwa pelanggan mungkin tidak bisa dengan mudah menemukan daging bulu babi di dalam makanan karena bulu babi tidak tumbuh banyak di luar musimnya. Pemiliknya, yang namanya tidak dirilis, mengatakan kepada China National Radio bahwa dia 95 persen yakin akan menuntut Zhang atas komentar publiknya yang dianggap dapat merusak reputasi restoran.

"Lima persen sisanya bergantung pada sikap dan ketulusan pelanggan ini dalam membuat permintaan maaf kepada kami," kata sang pemilik.

Zhang membela diri, mengatakan bahwa dia mengungkap skandal itu karena itu adalah hak hukumnya. “Kami datang ke Sanya dengan tujuan untuk membuat kenangan indah. Membuat masalah bukanlah niat saya, ” katanya kepada portal berita Red Star News. “Saya menghabiskan begitu banyak uang untuk makan di restoran ini tetapi masih ditipu.”

Di masa lalu, Sanya terkenal karena penipuan terhadap turis. Pada 2012, media domestik melaporkan bahwa seorang turis dikenai biaya 4.000 yuan atau Rp9 juta hanya untuk “tiga hidangan biasa” di sebuah restoran yang mendorong banyak orang untuk mengeluhkan pengalaman serupa lewat online.

Kasus turis yang ditipu saat berlibur di China tetap umum. Laporan investigasi CCTV 2017 menemukan bahwa agen tur di Guilin, provinsi Guangxi, membawa turis ke tempat-tempat indah yang lebih sedikit daripada yang tercantum dalam rencana perjalanan dan mendorong mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu berbelanja.

Pada 2015, seorang turis ke Qingdao, Shandong, memesan hidangan udang dengan harga 38 yuan atau Rp85 ribu. Namun, restoran menagihnya sejumlah itu untuk setiap udang dalam hidangan.

3 dari 3 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya